Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rorotan Gelar Unjuk Rasa, Tolak Pembangunan FPSA Dekat Permukiman

Kompas.com - 20/02/2022, 14:20 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga dari RW 12 dan RW 13 Rorotan menggelar unjuk rasa di Jalan Boulevard Kirana, Kelurahan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu (20/2/2022).

Warga menolak rencana pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA) yang bertempat di lahan kosong wilayah RW 13 Kelurahan Rorotan.

Penolakan itu muncul lantaran lahan untuk FPSA ini sangat dekat dengan permukiman sehingga membawa dampak buruk bagi warga jika rencana itu terealisasi.

Baca juga: Warga Perumahan Rorotan Kirana Legacy Tolak Pembangunan FPSA

Spanduk penolakan pun dibentangkan sembari warga meneriakkan aspirasi mereka di jalanan depan lahan yang akan dibangun sebagai tempat FSPA.

Spanduk itu bertuliskan "Kami Warga Rorotan RT 02 RW 12 dan RW 13 Rorotan Kirana Legacy Menolak dengan Tegas Rencana Pembangunan Fasilitas FPSA di Wilayah Kami".

Seorang perwakilan warga, Alamsyah, mengatakan, penolakan ini berasal dari sedikitnya dua RW yang berdekatan dengan lahan pembangunan FPSA.

"Kami sangat tegas menolak. Kami warga yang terdampak secara langsung atau tidak langsung itu mungkin sekitar dua sampai tiga RW. Dua di Rorotan, RW 12 dan RW 13, sama di wilayah Kelurahan Marunda," kata Alamsyah di lokasi.

Keberadaan FPSA nantinya, dianggap Alamsyah, akan memberikan sejumlah dampak negatif kepada warga di sekitarnya. Apalagi, lokasi FPSA berada di tengah-tengah permukiman.

Dampak pertama terkait lingkungan, di mana proses pengolahan sampah nantinya dinilai bisa menimbulkan polusi atau bau sampah.

Baca juga: Ada Lonjakan Kasus Covid-19, Aktivitas Pemakaman di TPU Rorotan Meningkat

"Prosesnya kan pakai insinerator, ada pembakaran sampah, di mana berdasarkan kajian kami itu bahwa nanti akan dihasilkan beberapa polusi," kata Alamsyah.

"Polusinya itu bisa tadi, gas emisi, partikel debu zat kimia, apa ya istilahnya bau sampah, limbah B3, dan sebagainya," sambung dia.

Dampak terkait lingkungan ini lah yang dikhawatirkan bisa memunculkan penyakit-penyakit tertentu bagi warga sekitar. Warga juga menilai keberadaan FPSA bisa memperburuk keindahan di lokasi sekitar perumahan.

Begitu pula lalu lintas yang ditakutkan akan mengalami kemacetan ketika nantinya truk sampah bolak-balik melintas di sana.

"Kondisi kapasitasnya sempit dan sudah macet, karena di kami ini lalu lintas truk atau kontainer truk di sini itu macet parah. Bayangkan di tambah arus lalu lintas truk sampah yang 1.300 ton itu kurang lebih sekitar 20 sampai 30 lebih dump truck," kata Alamsyah.

"Pasti akan menurunkan ketertiban dan kenyamanan, secara keindahan dan estetika pun pasti akan turun drastis ya. Sebagus-bagusnya sampah diolah dengan teknologi sehebat apapun ya pastinya akan bau sama kotor," tegas dia.

Di tengah penolakan yang tegas, warga juga meminta pemerintah memindahkan lahan yang rencananya dibangun FPSA itu ke lokasi yang lebih strategis, seperti lahan-lahan kosong di kawasan Kanal Banjir Timur.

Adapun berdasarkan penuturan warga, lahan yang akan dibangun FPSA ini sebelumnya merupakan milik pengembang, yakni PT Nusa Kirana. Kemudian, lahan tersebut diambil alih Perusahaan Umum Daerah Pembangunan Sarana Jaya.

Pembangunan Sarana Jaya (Perumda) selaku BUMD DKI Jakarta telah menerima penugasan Penyelenggaraan FPSA sesuai Pergub Nomor 71 tahun 2020 dan Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Nomor 732 Tahun 2020.

PT Sarana Jaya ditugaskan membangun FPSA wilayah Layanan Timur dan wilayah Layanan Selatan, di mana lahan untuk FPSA wilayah Layanan Timur lokasinya berada di Kelurahan Marunda dan Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Emoh Nikmati Bau Sepanjang Hari hingga Kena Penyakit, Warga Rorotan Demo Tolak Pembangunan FPSA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com