Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Naik, Penjual di Pasar Jombang Ciputat Duga Akibat Faktor Cuaca

Kompas.com - 22/02/2022, 19:14 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Harga cabai di pasar ikut mengalami kenaikan. Salah satu penjual sayur bernama Dede (28) mengatakan, kenaikan drastis biasanya terjadi saat menjelang tahun baru dan Idul Fitri.

Akan tetapi, pada hari biasa seperti saat ini, harga cabai juga juga naik.

"Kayaknya karena musim hujan makanya mahal, faktor cuaca juga," ujar Dede saat ditemui di Pasar Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, pada Selasa (22/2/2022).

Baca juga: Harga Daging Sapi Naik, Pedagang di Pasar Tugu Depok Mengeluh Sepi Pembeli

Ia menuturkan, cabai rawit merah mengalami kenaikan harga sejak 3 atau 4 hari lalu, dari semula Rp 40.000 per kg sekarang menjadi Rp 60.000 per kg.

Sedangkan untuk harga cabai rawit hijau mengalami kenaikan sekitar Rp 10.000, dari semula Rp 30.000 per kg menjadi Rp 40.000 per kg.

"Kalau cabai rawit naik, semua jenis cabai ikut naik harganya. Tapi tetap ada yang beli karena emang kebutuhan sehari-hari kan cabai mah, buat (pembeli) jualan juga kadang," kata Dede.

Selama 18 tahun berjualan sayur bersama sang kakak, Dede mengaku baru kali ini mengalami penurunan pembeli yang drastis.

Selama dua tahun pandemi Covid-19, penghasilannya turun drastis hingga 50 persen.

Baca juga: Harga Daging Sapi Terus Naik Saat Pandemi, Pedagang di Pasar Ciputat Keluhkan Penurunan Omzet

 Biasanya, dalam sehari ia dapat memperoleh hasil penjualan sebesar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Kini paling banyak hanya bisa membawa pulang sekitar Rp 2 juta.

"Untung ada dikit-dikit, malah kadang nombokin. Kadang enggak balik modal buat semua jenis sayuran juga, pembelinya berkurang karena daya belinya kurang," lanjut Dede.

Menurut dia, dengan penurunan daya beli masyarakat selama pandemi, banyak sayuran yang tidak laku dan akhirnya membusuk.

"Barangnya banyak yang busuk. Sebelum pandemi enggak sebanyak ini buangnya yang busuk-busuk. Tiap sehari sekali paling lama dua hari sekali saya sortirnya," ungkap Dede.

Dia menambahkan, jumlah pengunjung pasar pun terasa kian semakin berkurang. Oleh karena itu, banyak rekannya sesama pedagang yang juga mengeluh.

Baca juga: Harga Tahu Tempe Naik, Pedagang Kecilkan Ukuran Gorengan yang Dijualnya

"Pada ngeluh semua sekarang penjual, ngeluh karena sepi pembeli. Apalagi perekonomian lagi parah karena pandemi ngaruh juga. Mudah-mudahan pada normal semua harganya stabil, apalagi menjelang lebaran," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com