JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat mengusulkan kepada PD Pasar Jaya untuk mengubah nama Pasar Glodok, Kecamatan Taman Sari, menjadi Pasar Petak Sembilan.
Hal tersebut dilakukan setelah 160 pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Petak Sembilan resmi direlokasi ke Pasar Glodok.
"Pasar Petak Sembilan itu memiliki nilai historis tinggi, jadi Pasar Glodok itu diusulkan untuk kembali lagi namanya menjadi Pasar Petak Sembilan," kata Camat Taman sari, Agus Sulaiman, dikutip dari Antara, Kamis (3/3/2022).
Baca juga: Pemkot Bakal Merelokasi 160 PKL di Petak Sembilan ke Pasar Glodok
Menurut Agus, selain nilai historis yang harus dipertahankan, pergantian nama tersebut dirasa perlu untuk menggeser stigma bahwa Pasar Glodok hanya identik dengan barang elektronik.
"Karena sekarang Glodok itu identik dengan elektronik kan. Padahal di dalamnya itu tukang sayur dan tukang daging juga ada," kata dia.
Agus menuturkan, usul tersebut akan diajukan kepada PD Pasar Jaya dalam pertemuan yang rencananya digelar pada Senin (7/3/2022).
Dalam pertemuan itu, pihaknya juga akan membahas besaran uang sewa kios yang dibebankan kepada para PKL.
Baca juga: Sidak ke Pasar Glodok, Kabareskrim Temukan Fakta Harga Masker Naik Sejak Februari
Adapun relokasi 160 PKL ke Pasar Glodok bertujuan untuk mengembalikan fungsi jalan agar bisa dilintasi warga.
Agus mengatakan, selama ini mobil dan motor tidak bisa melintas di Jalan Petak Sembilan karena dipadati pedagang.
Pemkot berharap jalan tersebut bisa dilalui kendaraan saat proyek pembangunan stasiun MRT di Taman Sari rampung.
Menurut Agus, mayoritas pedagang setuju untuk direlokasi setelah pihak Kecamatan memberikan tiga opsi.
Baca juga: Camat Taman Sari Akan Tata 250 PKL di Jalan Mangga Besar Raya
Opsi pertama, Agus menawarkan para PKL direlokasi ke Pasar Glodok yang berada di bawah naungan PD Pasar Jaya. Kedua, pihaknya menawarkan PKL untuk revitalisasi atau penataan.
"Kalau penataan harus mencari CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) dan carinya tidak gampang. Akhirnya, kalau mau ditata, saya bilang biayanya sendiri masing masing, mereka kelihatan tidak sanggup," kata Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.