Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti Belajar Tatap Muka, Murid SMPN 1 Tangerang Senang tapi Deg-degan...

Kompas.com - 07/03/2022, 12:21 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sejumlah murid kelas 9 Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tangerang, Kota Tangerang, mengaku senang dengan penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

PTM terbatas diterapkan di SD dan SMP di Kota Tangerang mulai Senin (7/3/2022) ini.

Gisha, salah satu murid di SMPN 1 Tangerang, senang dengan penerapan skema tersebut.

"Perasaannya senang," ungkapnya saat ditemui, Senin.

Baca juga: Sebagian Murid Kelas 9 di SMPN 1 Tangerang Mulai Ikuti Belajar Tatap Muka

Akan tetapi, Gisha mengaku tetap merasa gelisah karena bakal dihadapkan dengan penilaian tengah semester (PTS) pada pekan depan.

"Cuma deg-degan saja soalnya minggu depan kita ada PTS," sebut Gisha.

Dia mengaku telah diberi informasi berkait penerapan PTM ini sejak pekan kemarin.

Baca juga: 162 Murid Ikut PTM, SMPN 1 Tangerang Siapkan Kode Bar PeduliLindungi hingga Ruang Observasi

Menurut Gisha, siswa yang mengikuti PTM hari ini adalah mereka yang bernomor presensi 1-18 di setiap kelas.

Sementara itu, siswa bernomor presensi 19-36 mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada Senin ini.

Dalam kesempatan itu, dia berharap pandemi Covid-19 agar segera berlalu.

Baca juga: Terapkan Metode Hybrid, Murid SMPN 1 Tangerang PTM dan PJJ Bersamaan

"Harapannya Corona cepat selesai, biar SMA kita bisa offline," sebut Gisha.

Murid kelas 9 lain yang turut mengungkapkan perasaan senangnya atas penerapan PTM terbatas adalah Keysha.

Sama halnya dengan Gisha, Keysha juga berharap pandemi Covid-19 dapat segera sirna.

"Senang. Jadi sebelum PTS, kita ketemu teman-teman dulu," ucapnya.

"Semoga Corona cepat udahan, biar bisa kumpul sama teman-teman baru juga nantinya," sambung Keysha.

Di satu sisi, murid SMPN 1 Tangerang bernama Ayesha menuturkan bahwa protokol kesehatan yang kini diterapkan semakin diperketat.

Salah satu protokol kesehatan yang ada adalah dengan adanya siswa yang dipilih sebagai Satuan Tugas (Satgas) Covid-19.

"(Protokol kesehatan) diperketat. Kayak duduknya diselang-seling. Sekarang juga ada sistem Satgas di setiap kelas, jadi buat mantau. Temen kita ada yang lengah atau enggak nih protokol kesehatannya," papar Ayesha.

Menurut dia, ada dua murid yang ditunjuk secara acak sebagai Satgas Covid-19 di setiap kelas.

Ketua kelas juga terkadang menunjuk murid yang ditugaskan sebagai Satgas Covid-19.

"Semoga bisa tiga angkatan sekolah bareng lagi, karena belum pernah rasain jadi kakak kelas," harap Ayesha.

Sebagai informasi, maksimal murid yang mengikuti PTM kali ini sebanyak 50 persen.

Sebelun PTM diterapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang sempat memberlakukan sistem PJJ untuk jenjang SD dan SMP pada 26 Januari 2022.

PJJ saat itu diterapkan lantaran kasus Covid-19 yang kian meningkat.

Sebelum PJJ diterapkan, sejak 3 Januari 2022, Pemkot Tangerang sempat menerapkan skema PTM dengan kapasitas 100 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com