TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengatakan, masih banyak warganya yang menggunakan jamban helikopter.
Ia menuturkan, ada sekitar 1.700 kepala keluarga (KK) yang tidak memiliki fasilitas sanitasi pembuangan air yang layak.
Jumlah KK yang tidak memiliki sanitasi pembuangan air saat ini berkurang dibandingkan data pada 2021, yakni 1.824 KK.
Baca juga: Wali Kota Sebut Ada 1.700 KK di Tangsel yang Masih Gunakan Jamban Helikopter
Lalu apa yang dimaksud dengan jamban helikopter?
Jamban menurut KBBI artinya tempat buang air atau kakus.
Sedangkan helikopter adalah pesawat udara dengan baling-baling besar di atas yang berputar horizontal lalu mempercepat massa udara ke arah bawah, dengan demikian memperoleh reaksi berupa gaya angkat.
Lalu kenapa jamban apung dinamakan jamban helikopter?
Benyamin menjelaskan, dalam istilah di lingkungan pemerintah terutama lingkungan medis, dikenal dengan istilah BABS (buang angin besar sembarangan).
Baca juga: Wali Kota Tangsel Sebut Warga Kecamatan Setu Paling Banyak Gunakan Jamban Helikopter
Istilah jamban helikopter, kata dia, biasanya digunakan di lingkungan masyarakat.
Menurut dia, dinamakan seperti itu karena lokasi buang air besar tersebut bentuknya seperti helikopter yang berada di ketinggian.
"Karena dulunya, bukan di Tangsel ya, waktu masih pedesaan itu biasanya di atas empang ikan tempat bab-nya. Di bawahnya ada ikan lele atau ikan piaraan," jelas Benyamin.
"Karena dia di ketinggian, makanya disebut helikopter. Karena di atas empang, hanya ditutupi bilik saja," lanjut dia.
Jamban "helikopter" atau jamban apung umumnya didirikan menggunakan kayu dan karung yang biasanya ada di bantaran sungai.
Sebelumnya, Benyamin sempat menyinggung masalah sanitasi dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) yang digelar di Kantor Kecamatan Ciputat, Tangsel, pada Rabu (9/3/2022).
Menurut Benyamin, masalah sanitasi di Kota Tangsel masih menjadi salah satu persoalan yang perlu diperhatikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.