Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuai Protes, Uji Coba Penutupan Pelintasan Sebidang di Stasiun Pasar Senen Bakal Dikaji Ulang

Kompas.com - 18/03/2022, 14:35 WIB
Reza Agustian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana uji coba penutupan pelintasan sebidang Stasiun Pasar Senen sisi Selatan akan ditinjau kembali oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).

Direktur Keselamatan Perkeretaapian Edi Nur Salam mengatakan, rencana tersebut akan dimatangkan kembali karena sebelumnya mendapatkan penolakan dari masyarakat sekitar.

"Masih ada protes-protes dari masyarakat, berdasarkan saran dari camat sekitar kita matangkan dulu," ujar Edi kepada wartawan, Jumat (18/3/2022).

Baca juga: Warga Tolak Rencana Penutupan Pelintasan Sebidang di Stasiun Pasar Senen, Ancam Akan Demo

Menurut Edi, mulanya rencana uji coba penutupan pelintasan sebidang itu dilaksanakan pada 23 Maret 2022.

Namun, karena mendapatkan protes dari warga, pihaknya akan mengkaji ulang kembali agar dari kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan.

"Kita cari win win solution yang terbaik," ungkapnya.

Baca juga: Sudah Ada Underpass, Pelintasan Sebidang di Stasiun Pasar Senen Akan Ditutup

Terkait dengan rencana penutupan pintu pelintasan sebidang tersebut, Edi mengungkapkan akan melakukan sosialisasi dengan pihak terkait untuk mencari jalan tengahnya.

"Minggu depan kita lakukan sosialisasi di Kantor Kecamatan Senen dan Johar Baru," tuturnya.

Sebagai informasi, DJKA akan menutup pelintasan sebidang sisi selatan Stasiun Pasar Senen.

Penutupan pelintasan sebidang sisi selatan Stasiun Pasar Senen itu merupakan upaya mendukung pemindahan sinyal (switch over) Stasiun Manggarai.

Sebab, Stasiun Manggarai akan dijadikan stasiun sentral yang berdampak meningkatnya perjalanan kereta api, termasuk di pelintasan Stasiun Pasar Senen.

Baca juga: Tolak Penutupan Pelintasan Sebidang di Stasiun Senen, Warga Surati Jokowi

"Bagaimana pun, yang kami lakukan adalah untuk menyelamatkan nyawa pengguna jalan dan memastikan kereta api dapat melintas dengan selamat," ujar Edi, Rabu (9/3/2022).

Sementara itu, Ketua RW 01 Tanah Tinggi Very Yonnevil mengungkapkan penutupan pelintasan sebidang itu akan berdampak buruk pada perekonomian masyarakat sekitar.

"Tanah Tinggi ini adalah wilayah kumis atau kumuh dan miskin. Masyarakat di sini masyarakat bawah, sebagian besar berdagang di Pasar Senen," kata Very, Kamis (10/2/2022).

Menurut Very, banyak warga di Tanah Tinggi yang membawa gerobak untuk berjualan di Pasar Senen.

Oleh karena itu, seandainya penutupan pelintasan sebidang itu jadi dilakukan, hal tersebut akan menyulitkan mereka yang hendak berjualan di Pasar Senen.

"Ada yang bawa gerobak, ketika ini akan ditutup mereka jadi lewat fly over nanti macetnya seperti apa. Itu yang tidak dipikirkan," tutur Very.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com