DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah resmi mencabut harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan. Subsidi dialihkan ke minyak goreng curah dengan HET Rp 14.000 per liter.
Meski demikian, tak banyak warga yang berminat terhadap minyak goreng curah ini. Mereka tetap memilih menggunakan minyak goreng kemasan yang harganya melambung tinggi. Apa sebabnya?
Ima (27), seorang ibu rumah tangga mengaku enggan membeli minyak curah meski harganya lebih murah dari minyak goreng dalam kemasan.
Ia mengaku khawatir kesehatan akan terganggu jika memasak menggunakan minyak curah. Sebab, sepengetahuan Ima, minyak curah berasal dari minyak jelantah yang dioplos.
Baca juga: Ironi Megawati, Ketum Partai Wong Cilik yang Terheran-heran Lihat Ibu-ibu Antre Minyak Goreng
"Kita enggak tahu kan itu minyak sudah dipakai berapa kali, biar pun sudah dicampur sama minyak jernih," kata Ima kepada Kompas.com, Jumat (18/3/2022)
Senada dengan Ima, Deswita (32) juga enggan berpaling menggunakan minyak curah meski minyak kemasan terbilang mahal.
Baca juga: Lihat Ibu-ibu Antre Beli Minyak Goreng, Megawati: Kalau Disuruh Gitu, Emoh Aku
Alasannya, ia khawatir minyak tersebut tidak higienis dan akan menggangu kesehatannya dan keluarganya
"Tadi saya lihat di berita minyak curah dijual di botol plastik bekas, kan enggak higienis," ujar Deswita.
Deswita (32), seorang pengusaha jasa boga kecil-kecilan mengaku akan tetap membeli minyak goreng kemasan meski harganya mahal.
Alasannya, ia khawatir minyak goreng curah tidak higienis dan akan menggangu kesehatan dia dan keluarganya.
"Tadi saya lihat di berita minyak curah dijual di botol plastik bekas, kan enggak higienis," kata Deswita, Jumat.
Deswita juga tidak berani menggunakan minyak curah pada setiap makanan katering yang ia masak karena takut mengubah rasa.
"Buat saya yang usaha makanan, minyak curah bisa mempengaruhi rasa, nanti kalau engga enak enggak ada yang beli lagi," ujar dia.
Harga minyak goreng di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, masih menembus Rp 20.000 per kilogram per Kamis (17/3/2022).
Padahal, pemerintah sejak Rabu kemarin sudah menetapkan harga tertinggi minyak curah Rp 14.000 per liter. Untuk diketahui, 1 liter minyak goreng sama dengan 0,9 kg.
Seorang pedagang di Pasar Jatinegara bernama Abdurrahman mengaku masih menjual minyak goreng curah dengan harga Rp 20.000 per kilogram.
Baca juga: HET Dicabut, Stok Minyak Goreng Kemasan di Pasar Jatinegara Masih Kosong
"Saya mainnya minyak curah. Satu kilogram sekarang sudah Rp 20.000," kata Abdurrahman ditemui di lapaknya, Kamis siang.
Abdurrahman menyebut, stok minyak goreng saat ini masih terbatas. Ia mengaku sempat memesan minyak goreng kemasan ke distributor. Namun, barang tak kunjung datang.
"Kemarin saya sempat dijanjiin lima kardus, tetapi setelah saya konfirmasi lagi, barangnya sudah enggak ada. Langka barangnya," kata Abdurrahman.
Baca juga: Ironi Minyak Goreng Curah: Dulu Mau Dilarang, Kini Malah Disubsidi
Pedagang lainnya, Asneli mengatakan, stok minyak goreng kemasan di tokonya sudah kosong dalam tujuh hari terakhir.
"Minyak goreng (kemasan) enggak ada, kosong, susah. Itu minyak yang kemasan. Kalau saya enggak jual curah. Terakhir barang datang itu tanggal 10 Maret (2022)," kata Asneli.
Asneli sempat beberapa kali memesan minyak goreng kemasan dari distributor, tetapi barang tak kunjung datang.
Ia pun mengaku sering menerima keluhan dari masyarakat akibat langka dan mahalnya harga minyak goreng.
"Banyak keluhan lah, apalagi kosong begini. Ini kan mau puasa juga," tutur Asneli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.