Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusun Marunda Sudah Sebulan Tercemar Debu Batu Bara, Warga: Tiap Menyapu, Debunya Banyak, Hitam...

Kompas.com - 21/03/2022, 16:23 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Rusun Marunda, Jakarta Utara, mengaku khawatir dengan paparan debu batu bara akibat aktivitas PT Karya Citra Nusantara (KCN) yang muncul di tempat tinggalnya.

Seorang warga bernama Yuliana (26) mengatakan, setiap kali menyapu rumahnya yang ada di Blok C, dia selalu menemukan debu-debu berwarna hitam.

"Kena (paparan debu batu bara). Banyak, kalau nyapu debunya banyak, pada hitam," kata Yuliana, Senin (21/3/2022).

Baca juga: Polusi Debu Batu Bara Kian Mengganggu Aktivitas Sekolah di Marunda

Yuliana mengaku sudah tinggal di Rusun Marunda selama 10 tahun. Namun, dia baru terdampak abu batu baru sekitar bulan lalu.

"Ada debu batu bara baru sekarang, sebelumnya belum pernah. Ini udah lama, ada sebulanan (ada debu batu bara)," kata dia.

Yuliana pun mengaku sangat khawatir dengan adanya paparan debu batu bara itu.

Dia khawatir debu tersebut mengganggu kesehatan dirinya dan keluarga, terutama anak-anak.

Meskipun tak ada gangguan kesehatan signifikan, kata dia, tetapi anak-anaknya pernah mengalami batuk dan sesak.

"Curiganya dari debu itu (batu bara)," kata dia.

Baca juga: Sekolah di Marunda Pernah Keluhkan Debu Batu Bara, tetapi Diabaikan PT KCN

Yuliana berharap debu-debu batu bara yang mengganggu itu bisa segera hilang. Dia juga ingin aktivitas perusahaan yang mencemari lingkungan itu dihentikan sementara.

"Penginnya sih dihilangin aja. Setop dulu aktivitasnya karena ganggu," kata dia.

Hal senada juga disampaikan Sugustianingsih (38). Ibu rumah tangga yang tinggal di Blok B tersebut khawatir dengan paparan debu batu bara di sekitar tempat tinggalnya.

"Saya pikir cuma debu biasa, kemarin pas ada Pak RW ngasih tahu, kami baru tahu itu debu batu bara. Khawatir takutnya ganggu kesehatan anak-anak," kata Sugustianingsih.

Baca juga: Sekolah Tercemar Debu Batu Bara, Siswa SDN 05 Marunda Alami Kerusakan Mata hingga Ganti Kornea

Meskipun paparan debu batu bara ke rumahnya tidak terlalu terasa lantaran sedikit, tetapi dia tetap mengkhawatirkan dampaknya. Apalagi hal seperti itu sebelumnya tidak pernah terjadi.

"Harapan saya semoga batu bara tidak ada lagi di sini, biar kesehatan kami tidak terganggu," ucap Sugustianingsih yang sudah tinggal di Rusun Marunda sejak 2015.

Diketahui, PT KCN melakukan pencemaran lingkungan berupa polusi debu batu bara di kawasan Marunda, Jakarta Utara.

Polusi debu batu bara itu membuat kesehatan warga di area Rusun Marunda terganggu. Gangguan kesehatan yang dialami antara lain infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan gatal-gatal.

Atas hal ini, PT KCN juga sudah mendapatkan sanksi dari Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com