"Pertemuan dengan korban ini kami lihat sudah mulai tumbuh rasa percaya diri, sudah mulai tumbuh senyumnya, tertawanya, dan ini yg kami dorong untuk terus menciptakan lingkungan yang kondusif," ungkap Seto setelah bertemu korban selama satu jam.
Seto akan terus memantau perkembangan psikologis ketiga korban. Ia pun bersedia jika diminta untuk melakukan perawatan psikologis terhadap korban.
"Kami dari LPAI sangat peduli dengan mereka. Kalau nanti kami mendapat undangan untuk memberikan treatment psikologisnya, kami juga siap," pungkas Seto.
Baca juga: Kabar Terbaru Tewasnya Satu Keluarga Dalam Kamar Mandi, Ditemukan Kebocoran Instalasi Pemanas Air
Sementara itu, Seto menilai kasus ini merupakan bukti pentingnya kepedulian lingkungan sekitar terhadap kekerasan pada anak.
"Kami mau memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada warga yang sudah peduli. Mereka merekam, kemudian memviralkan aksi (kekerasan) tersebut. Sehingga kemudian bisa segera dilakukan penindakan," kata Seto.
Ia pun meminta masyarakat untuk lebih peka dan peduli terhadap kejadian-kejadian yang menimpa anak-anak, khususnya terkait kekerasan terhadap anak.
"Kami mohonkan kepada masyarakat untuk menyadari, bahwa melindungi anak itu butuh orang sekampung. Perlu pemberdayaan dan kepedulian masyarakat," kata Seto.
Seto menjelaskan ciri-ciri anak yang tengah mengelami kekerasan.
"Kalau anak yang tadinya ceria tapi tiba-tiba merenung. Mohon peduli bahwa sedang terjadi sesuatu. Perilaku itu bisa menunjukan adanya gangguan kesehatan fisik, atau bisa jadi gangguan psikis," jelas Seto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.