JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Marunda, Isa Amsyari, meminta masalah pencemaran debu batu bara dibuktikan dengan data yang akurat.
Sejumlah warga di Rusunawa Marunda, Cilincing, Jakarta Pusat, mengaku masih merasakan dampak debu batu bara setelah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memberikan sanksi dan rekomendasi.
Sanksi tersebut diberikan kepada PT Karya Citra Nusantara (KCN) yang diduga menyebabkan polusi debu batu bara.
"Kalau memang masih ada pencemaran, mari kita buktikan dengan data yang akurat, valid yaitu yang dibuat oleh instansi berwenang, Dinas Lingkungan Hidup (DKI Jakarta)," kata Isa seusai mengikuti audiensi dengan Forum Masyarakat Rusunawa Marunda di Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (5/4/2022).
Baca juga: KSOP Marunda Bantah Berpihak ke PT KCN seperti yang Dituduhkan Warga
Isa menuturkan, pada 31 Maret 2022, pihaknya sudah melayangkan surat kepada PT KCN. Dalam surat tersebut, KSOP meminta PT KCN untuk mengukur ulang kualitas udara di lokasi yang diduga tercemar.
"Sehingga ini bisa memberi perimbangan data bahwa udara ini tercemar atau tidak sebetulnya. Apakah masih di bawah baku mutu atau melebihi. Kalau melebihi baku mutu yang ditetapkan kementerian, berarti masih tercemar, nanti akan kami lakukan penindakan," kata Isa.
Selain itu, kata Isa, KSOP juga telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak pencemaran batu bara.
Upaya yang dilakukan antara lain penyemprotan air saat pembongkaran batu bara. Tujuannya agar debu batu bara tersebut tidak beterbangan.
Kemudian, truk yang mengangkut batu bara juga harus ditutup terpal supaya debunya tidak keluar saat diangkut.
"Nah di lingkungan pelabuhan harapan kami sampai di luar ditutup terpal, tapi kami pastikan tidak mungkin keluar dari pelabuhan kalau tidak memakai terpal," kata Isa.
Baca juga: Warga Rusunawa Tuntut Pencopotan Kepala KSOP Marunda karena Dituding Berpihak pada PT KCN
Selanjutnya, stokpile atau timbunan batu bara juga ditutup terpal dan dipasang jaring. "Itu hal-hal teknis yang sudah dilakukan saat ini," kata dia.
Menurut Isa, sejumlah upaya PT KCN dalam mencegah pencemaran pun sudah cukup maksimal.
Salah satunya dengan mengundang tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk menanam sejumlah pohon dalam menahan debu batu bara agar tidak sampai ke luar.
"Saya rasa sudah maksimal yang dilakukan, tinggal kami (KSOP) maintain pengawasannya sehingga tetap dilakukan pelaksanaannya sesuai alur dalam dokumen lingkungan hidup," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.