JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan gedung perkantoran Sudirman, Jakarta Pusat, menjadi tempat para pekerja mencari nafkah, tak terkecuali pada bulan Ramadhan tahun ini.
Setelah lelah bekerja seharian, berkunjung ke Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pinisi yang menghubungkan kawasan barat dan timur Sudirman bisa menjadi salah satu alternatif untuk melepas penat.
Jembatan yang berbentuk kapal pinisi itu juga bisa menjadi lokasi untuk menghabiskan waktu sambil menunggu buka puasa, menjadi tempat ngabuburit yang seru selepas pulang kerja.
Seorang pekerja di kawasan Sudirman, Faisol misalnya. Dia sengaja menunggu waktu berbuka puasa di jembatan tersebut, sambil menikmati suasana kawasan Sudirman.
"Ya, sambil pulang kerja sambil nunggu buka puasa, bisa ngobrol-ngobrol dikit sama teman-teman di sini," ujar Faisol saat ditemui Kompas.com, Jumat (15/4/2022).
Baca juga: Melihat Suasana Ngabuburit di Taman Lembah Gurame Depok
Faisol tidak sendiri. Dia bersama enam rekan kerjanya menghabiskan waktu di JPO Pinisi sambil berswafoto dengan latar gedung tinggi perkantoran Sudirman.
Tidak hanya Faisol dkk yang ngabuburit di tempat tersebut. Ada juga Putri, warga Kota Bekasi yang kebetulan sedang mengunjungi rekan kerjanya di kawasan Sudirman.
Putri mengaku senang bisa menjajal JPO Pinisi sambil menunggu waktu buka puasa tiba.
"Di Bekasi kan enggak ada ya yang begini, bagus tempatnya, nyaman buat ngabuburit," ujar Putri.
Baca juga: Kisah Kamila, Siswi MAN 4 Jakarta yang Diterima di 6 Universitas Belanda dan Kanada
Putri beberapa kali melakukan swafoto karena merasa takjub dengan pemandangan sekitar JPO.
Aliya, rekan kerja Putri, mengatakan bahwa dia sengaja mengajak temannya ngabuburit di tempat tersebut karena sangat dekat dengan halte transjakarta.
JPO tersebut terhubung dengan Halte Karet sehingga akses ke tempat berbuka puasa lebih mudah.
"Saya bilang di sini aja sambil cerita-cerita sambil nunggu buka puasa, tempatnya bagus dan nyaman, bisa lihat pemandangan, dekat juga sama halte," ucap Aliya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, jembatan tersebut memiliki makna tersendiri terkait penanganan Covid-19, khususnya bagi para petugas kesehatan yang gugur saat melaksanakan tugasnya.
"JPO dan JPS (jembatan penyebrangan sepeda) ini kemudian menjadi satu tempat untuk mengekspresikan rasa hormat kita, penghargaan kita kepada para tenaga medis yang telah menjadi pertahanan terakhir kita untuk menyelamatkan sesama. Sebagian dari mereka telah berpulang, dan nama-nama mereka dipatri permanen di tempat ini sebagai bentuk penghargaan," kata Anies saat meresmikan JPO tersebut, 10 Maret 2022.
Baca juga: Epidemiolog: Kalau Setelah Mudik Tak Ada Lonjakan Kasus Covid-19, Tandanya Kita Lulus Ujian
Pelabuhan terbesar yang menjadi tulang punggung ekonomi tanah Sunda ini terekam sejarah saat Pelabuhan Sunda Kelapa ramai oleh aktivitas perdagangan.
Kompas.com mencatat, perahu pinisi adalah kapal yang mengangkut barang seperti bahan bangunan, perkakas rumah tangga, dan kebutuhan pokok, serta menjadi transportasi andalan untuk menggerakkan roda ekonomi Pelabuhan Sunda Kelapa sejak abad 15 masehi.
Kapal pinisi pertama kali dibuat oleh Suku Bugis dan Suku Makassar di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Kedua suku itu dikenal sebagai pelaut yang tangguh dan mulai membuat kapal pinisi sejak abad ke-14.
Dalam naskah tersebut diceritakan bahwa kapal pinisi pertama kali dibuat oleh Putra Mahkota Kerajaan Luwu, Saweridaging.
Sang Putra Mahkota disebut membuat kapal pinisi untuk berlayar ke negeri China untuk keperluan mencari seorang permaisuri.
Namun, ketika hendak pulang memboyong putri rupawan asal China, kapal Putra Mahkota terbelah menjadi tiga dan terdampar di Desa Ara, Tanah Lemo, dan Bira.
Baca juga: Vaksin Booster di Jabodetabek 18 April 2022
Warga desa yang menemukan kapal tersebut terbelah mencoba merakit kembali dan diberi nama kapal pinisi.
Kapal pinisi juga ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO pada 2017 lalu.
Kapal tersebut ditetapkan sebagai warisan budaya karena sejarah, tradisi, dan makna yang terkandung dalam pembuatan kapal itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.