JAKARTA, KOMPAS.com - Dua kelompok massa menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, pada Kamis (21/4/2022).
Kedua kelompok itu yakni massa buruh dan massa mahasiswa.
Massa buruh terdiri dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) dan Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI).
Sementara itu, massa mahasiswa mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Indonesia.
Baca juga: Datang dari Bogor ke Gedung DPR demi Ikut Demo, Emak-emak: Kita yang Waras Harus Terjun Langsung
Selain dua kelompok massa tersebut, ada rombongan emak-emak yang turut menyampaikan aspirasinya dalam kesempatan yang sama.
Berikut merupakan rangkuman berita berkait unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR:
Salah satunya Ki (48). Dia mengaku mengikuti unjuk rasa untuk mendukung tuntutan para mahasiswa dan buruh.
"Karena memang perlu reformasi sebenarnya karena reformasi yang sekarang sudah kebablasan. Sekarang kita-kita yang waras, kita harus terjun langsung," kata Ki saat ditemui, Kamis.
Dia menuturkan, beberapa tuntutan yang juga didukung olehnya adalah soal penurunan harga minyak goreng dan sejumlah kebutuhan rumah tangga lainnya.
"Masalah outsourcing yang di Omnibus Law juga, karena anak-anak muda sekarang kayak enggak punya harapan. Setiap bulan dia waswas diputus kerja. Menurut saya itu harus dihilangkan," kata dia.
Baca juga: Saat Emak-Emak Ikut Demo di DPR, Tuntut Jokowi Mundur seperti Soeharto
Dari Bogor, Ki bersama tiga emak-emak lain menumpang kereta. Mereka turun di Stasiun Cawang lalu menggunakan layanan taksi online menuju Gedung DPR/MPR.
Ki mengaku bahwa dirinya bukanlah massa bayaran. Dia dan emak-emak lainnya menggunakan uang pribadi untuk menuju ke Jakarta.
"Saya bukan massa bayaran, ini pakai uang pribadi. Kami berangkat dari rumah jam 09.00 WIB, kami sampai sini jam 11.00 WIB," ujar Ki.
Tak hanya itu, Ki menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengundurkan diri dari jabatannya sekarang juga.
"Yang terpenting, Bapak Jokowi semoga legawa seperti Soeharto (Presiden ke-2 RI). Penginnya seperti itu karena sudah enggak benar pemerintahan ini. Makin banyak kegaduhan yang ada di pemerintahan," paparnya.
"Kami menuntut legawalah Pak Jokowi turun," ucap Ki.
Baca juga: Demo 21 April Diklaim Kondusif, Polda Metro Jaya: Terima Kasih Mahasiswa dan Elemen Buruh
Dia menilai, Jokowi sebenarnya merupakan sosok presiden yang baik. Hanya saja, menteri-menterinya kurang berkoordinasi. Namun, Ki tak mengungkapkan maksudnya soal menteri-menteri yang kurang berkoordinasi tersebut.
Selain itu, dia juga menolak masa jabatan presiden tiga periode.
"Iya dong jelas, saya menolak presiden tiga periode," kata Ki.
Massa buruh itu datang dari arah utara Jalan Gatot Subroto.
Banyak banner atau poster yang mereka bawa mencantumkan beberapa tuntutan mereka.
Beberapa tuntutan yang mereka tuliskan adalah soal Jokowi yang diminta mengundurkan diri, serupa dengan tuntutan Ki.
"Mundur Jokowi!" teriak salah satu massa aksi, saat melakukan long march ke titik unjuk rasa.
Baca juga: Sejumlah Orang Ditangkap Saat Demo di Patung Kuda, Polda Metro: Khawatir Picu Kerusuhan...
Tak hanya itu, massa aksi juga meminta Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dipecat dari jabatannya. Permintaan itu terpampang dalam salah satu poster yang dibawa saat aksi unjuk rasa.
"Pecat! Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi gagal urus minyak goreng. Berantas mafia minyak goreng," demikian tulisan dalam poster di mobil yang dibawa massa aksi.
Selain itu, sejumlah tuntutan lainnya terkait penurunan harga minyak goreng hingga membubarkan DPR.
Perwakilan massa aksi sempat menggelar dialog dengan beberapa pimpinan DPR.
Setelah itu, massa buruh dan massa mahasiswa mulai membubarkan diri sekitar pukul 17.32 WIB.
Tak lama setelah itu, Jalan Gatot Subroto sudah bisa diakses kembali oleh pengendara kendaraan bermotor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.