Terkait dengan itu, pihaknya juga memberikan donasi gawai kepada 4 orang anak dengan melakukan survei terlebih dahulu, seperti donasi kepada yang sudah sekolah.
Meskipun pada masa pandemi sulit menjangkau anak marjinal, kata dia, tetapi mereka yang saat pandemi tidak sekolah tetap ingin mengikuti aktivitas sekaligus harus mencari uang.
Pihaknya juga memberikan beasiswa kepada anak-anak di Sekoci yang memiliki nilai bagus di sekolah dan di Sekoci.
Baca juga: Kronologi Penangkapan Ujang Sarjana, Diduga Aniaya Preman yang Lakukan Pungli di Pasar Bogor
"Kami dapat 9 anak yang beasiswa. Kalau untuk sekolah negeri kan mereka sudah dapat dana bantuan, jadi mereka dialihkan untuk membeli seragam, buku, dan lainnya. Tapi kalau yang swasta murni untuk membayar SPP," kata dia.
Ajeng mengatakan, hingga saat ini, dirinya masih ikut mengajar di Sekoci bersama para relawan yang direkrut.
Namun, awalnya, dia mengajak teman-temannya untuk menjadi pengajar di Sekoci.
"Saat ini, sejak tahun 2020 alhamdulillah sudah resmi jadi yayasan. Jadi ada kepengurusan. Saya sebagai pendiri dan pembina, ada teman-teman untuk ketua, sekretaris, bendahara. Itu termasuk yang mengajar juga, saya juga ikut mengajar. Ada 20 orang," kata dia.
Ke depan, Ajeng yang sempat menempuh pendidikan D3 PAUD juga berencana untuk mendirikan sekolah secara bertahap.
Apalagi saat ini di rumahnya juga sudah menggelar sekolah PAUD bekerja sama dengan Sekolah Murid Merdeka (SMM).
Dia mengatakan, Sekoci yang didirikannya ingin bisa mencakup lebih luas dari semula hanya di kolong jembatan Cikini menjadi yayasan yang lebih menjangkau banyak.
"Tadinya kan cuma di Cikini saya mulai sebelum nikah, nge-kost di daerah situ, banyak manusia gerobak eh tapi enggak mungkin cuma di sini jadi ganti nama (kepanjangan) Sekoci," kata dia.
Lebih lanjut dia pun berharap agar pendidikan di Indonesia bisa lebih berpihak pada anak.
Ditambah lagi, ujar Ajeng, perempuan memiliki stigma agar tidak sekolah tinggi. Bahkan perjuangan Kartini pun yang paling berat adalah soal pendidikan.
Baca juga: Ujang Sarjana Ditahan Polsek Bogor karena Dituduh Aniaya Preman, Kuasa Hukum: Banyak Kejanggalan
"Harapan saya anak laki-laki dan perempuan semua bisa dapat pendidikan layak, sama rata dan jadi alat paling tajam untuk perempuan agar bisa setara, mengangkat derajatnya, dan peremluan diberi pilihan bisa mengenyam pendidikan tinggi dan berdaya dimana saja," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.