Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Pemprov DKI Jakarta Hadapi Penularan Hepatitis Akut Misterius

Kompas.com - 09/05/2022, 14:54 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan melakukan antisipasi penularan penyakit hepatitis akut misterius yang merebak beberapa waktu belakangan.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan, upaya pertama yang dilakukan yaitu menguatkan sistem surveilans penyakit menular yang sudah berjalan sejak 2002.

"Pertama tentu kami menguatkan sistem surveilans sudah berjalan sejak 2002, jadi ada mekanisme bahwa semua faskes, apakah itu rumah sakit, puskesmas, klinik, apabila melakukan perawatan atau menerima pasien penyakit menular sesuai daftar di Permenkes, ada 17 penyakit menular yang harus dilaporkan segera, satunya adalah (penyakit) hepatitis," ujar Widyastuti saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (9/5/2022).

Baca juga: Dinkes DKI Temukan Tiga Kasus yang Dicurigai Hepatitis Misterius

Memperkuat surveilans, kata Widyastuti, merupakan sistem kewaspadaan dini yang dibangun untuk penyakit menular yang berpotensi menyebar luas.

Selain itu, surveilans juga penting untuk melakukan investigasi dan langkah pengamanan ke depan.

Kedua, upaya yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta adalah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Begitu juga dengan organisasi profesi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengingat hepatitis akut misterius tersebut dicurigai banyak menyerang anak-anak.

Baca juga: Kemenkes: Total Ada 4 Kasus yang Diduga Hepatitis Akut

Lembaga dan organisasi profesi ini nantinya akan diminta bersama-sama menyusun pedoman untuk pegangan awal para tenaga kesehatan di lapangan.

"Di lapangan itu maksudnya dari sisi klinis maupun dari sisi epidemiologi," imbuh Widyastuti.

Upaya ketiga, Pemprov DKI Jakarta sudah melakukan koordinasi dengan seluruh direktur rumah sakit se-DKI Jakarta dan kepala puskesmas se-DKI Jakarta terkait kewaspadaan penyakit hepatitis akut misterius tersebut.

"Tentu kami juga sama-sama berkoordinasi menginduk pada Kemenkes regulasinya seperti apa akan kami jalankan," ujar Widyastuti.

Baca juga: Diduga Hepatitis Akut, Seorang Anak di Tulungagung Meninggal, Pasien Sempat Dirawat Intensif

Sebagai informasi, penyakit hepatitis akut yang sedang melanda dunia diduga telah masuk ke Indonesia, setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia diduga akibat terinfeksi penyakit misterius ini.

Kemenkes sampai saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.

Sementara itu, hingga 1 Mei 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada 228 laporan kasus hepatitis akut misterius dari 20 negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com