Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Perkirakan Kasus Hepatitis Akut Misterius Salah Satu Bentuk "Long Covid"

Kompas.com - 13/05/2022, 22:16 WIB
Singgih Wiryono,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman memperkirakan, kasus hepatitis akut misterius merupakan salah satu efek jangka panjang infeksi Covid-19 atau long covid.

"Hipotesis saya, ini adalah bagian dari pandemi Covid-19 itu, adalah salah satu bentuk dari long covid bahkan yang tidak mesti menunggu bertahun-tahun, satu tahun atau dua tahun setelah pandemi ini kita sudah bisa melihat," ujar Dicky, melalui pesan suara, Jumat (13/5/2022).

Baca juga: Benarkah Hepatitis Akut Muncul dari Long Covid? Ini Kata Kemenkes dan IDI

Menurut Dicky, hipotesisnya ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Israel terkait hepatitis akut misterius.

Berdasarkan penelitian tersebut, 99 persen anak yang terkena hepatitis akut misterius pernah terinfeksi Covid-19 dalam satu tahun terakhir.

Kemudian anak yang terpapar, kata Dicky, mayoritas berusia di bawah 5 tahun dengan tingkat tertinggi kasus berada rentang usia 2-3 tahun.

"Dan pada saat ini menimpa usia di bawah 5 tahun mayoritas dengan tertinggi pada usia 2-3 tahun, yang kita tahu notabene mereka belum eligible (berhak) untuk vaksinasi," ujar Dicky.

Dicky mengatakan, karena vaksinasi Covid-19 tidak diberikan pada rentang usia tersebut, maka terdapat kemungkinan long covid terjadi.

"Ini juga memperkuat hipotesis bahwa proteksi dari vaksinasi itu sebagaimana riset menunjukkan memang mengurangi potensi long covid," ujar dia.

Baca juga: 2 Anak di Jakarta Timur Dirujuk ke RSCM, 1 Kasus Dipastikan Bukan Hepatitis Akut

Tidak ada vaksin untuk anak-anak membuat daya tahan tubuh melemah sehingga adenovirus yang dikenal tidak terlalu berbahaya disebut bisa menyerang dengan mudah.

"Jadi ada temuan yang diduga bahwa dengan adanya inveksi covid 19 sel T melemah, atau menyebabkan disfungsi sistem imunitas ini membuat lahirnya inveksi disebabkan adenovirus," ujar Dicky.

Meski baru hipotesis, Dicky menekankan pentingnya protokol kesehatan. Disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan serta pola hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi kunci mencegah penularan hepatitis.

"Kita sebenarnya sudah punya modal melakukan pencegahan, upaya pengendalian pandemi dilakukan PHBS dan 5 M. Kemudian perilaku hidup sehat yang harus kita lakukan bukan diperlonggar," imbuh Dicky

Adapun Kementerian Kesehatan telah meningkatkan kewaspadaan setelah Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Baca juga: Belum Ada Satupun Kasus Terkonfirmasi Hepatitis Akut di Indonesia

Hingga saat ini, belum ada kasus terkonfirmasi hepatitis akut di Indonesia. Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof Sulianti Saroso, Mohammad Syahril mengatakan, dari 18 kasus yang diduga terjangkit hepatitis akut, 9 di antaranya berstatus pending klasifikasi, 7 discarded atau disingkirkan dari diagnosis hepatitis akut, 1 kasus probable dan 1 kasus dalam proses verifikasi.

Ia menjelaskan, 7 kasus kasus disingkirkan karena diketahui terpapar hepatitis A, hepatitis B, tifoid, demam berdarah dengue (DBD) dan usia di atas 16 tahun.

"Kemudian dari 18 kasus ini, pasien yang meninggal 7 orang dan hidup 11 orang," kata Syahril, dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (13/5/2022).

Adapun 18 kasus diduga hepatitis akut tersebut terdeteksi di 7 provinsi yaitu Sumatera Barat sebanyak 1 kasus dengan status pending klasifikasi, Sumatera Utara 1 kasus dengan status pending klasifikasi, Kepulauan Bangka Belitung 1 kasus dengan status disingkirkan dari diagnosis hepatitis akut.

Kemudian, DKI Jakarta sebanyak 1 kasus probable, 5 pending klasifikasi, 5 discarded, 1 masih menunggu hasil pemeriksaan. Di Jawa Timur, 1 kasus dengan status pending klasifikasi, lalu Kalimantan Timur 1 kasus discarded.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com