Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaatkan Sampah Plastik, Warga Kampung Baru Nelayan Senang Dapat Ilmu Baru soal Ecobrick

Kompas.com - 14/05/2022, 17:29 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nur Asiah (36), warga Kampung Baru Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara, tampak antusias mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Sea Savers, untuk membuat ecobrick dari bahan sampah plastik, Sabtu (14/5/2022).

Nur mengaku mendapat ilmu baru dengan pelatihan yang didapatkannya dari para mahasiswa tersebut.

Apalagi sebelumnya dia dan ibu-ibu lainnya tidak mengetahui soal pemanfaatan sampah tersebut.

Baca juga: Warga Kampung Baru Nelayan di Cilincing Dapat Edukasi Bahaya Sampah

"Senang, dapat pengalaman. Jadi memanfaatkan barang-barang, sampah yang sudah tidak berguna," kata Nur.

"Kurang tahu bisa (menjadi) ecobrick, jadi ilmu baru buat tambahan kita," lanjut dia.

Menurut Nur, pembuatan ecobrick yang dipelajarinya dapat mengurangi sampah-sampah yang berserakan.

Bahkan ecobrick yang dibuat, kata dia, bisa dimanfaatkan untuk membuat bangku dan manfaat lainnya.

"Insya Allah akan dilakukan sedikit demi sedikit karena gampang dikerjain. Cuma butuh ketelatenan aja masuk-masukin biar padat," kata dia.

Sebelumnya, warga di Blok B Kampung Baru Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara mendapatkan edukasi tentang bahaya sampah yang ada di laut sekitar tempat tinggal mereka.

Baca juga: Baru Diresmikan 3 Bulan Lalu, Skatepark di Creative Center Bekasi Dicoret-coret dan Penuh Sampah

Edukasi tersebut diberikan oleh Sea Savers yang bekerja sama dengan Waste for Change, sebuah organisasi yang berkonsentrasi pada lingkungan hidup.

Ketua Panitia Sea Savers Reyvina Washington Hartono mengatakan, kegiatan bertema Trash Clean Up Movement tersebut memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan sampah.

"Kegiatan ini ada sosialisasi ibu-ibu dan anak-anak. Ibu-ibu mempelajari ecobrick dan anak-anak mempelajari tentang bagaimana caranya menanggulangi sampah," kata Reyvina, Sabtu.

Selain itu, kata dia, pembersihan sampah di sekitar lokasi permukiman yang ada di tepi laut pun dilakukan oleh masyarakat.

Edukasi yang diberikan juga antara lain dengan menampilkan beberapa foto dampak tumpukan sampah di area pesisir pantai, termasuk area yang menjadi bau karenanya serta memicu banjir.

Menurut Reyvina, lokasi edukasi di Kampung Baru Nelayan tersebut dilakukan karena area tersebut termasuk kampung yang akan dijadikan resilience.

"Tujuan kegiatan ini untuk melindungi laut, dimulai dari yang terdekat dulu di Jakarta. Karena sebenarnya banyak laut yang sudah terdampak sampah, tapi kami mulai dari yang terdekat," kata dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, kondisi Teluk Jakarta saat ini sangat mengkhawatirkan karena air yang kotor.

Oleh karena itu, pihaknya pun ingin mengedukasi masyarakat tentang bahaya sampah bagi laut dengan menunjukkan bukti nyata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com