Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menolak Diajak Pulang Kampung, Seorang Istri Ditikam Suami di Tangerang

Kompas.com - 23/05/2022, 20:20 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Nasib nahas dialami seorang wanita berinisial KH (34) di Tangerang, Banten.

Ia ditusuk suaminya sendiri karena enggan diajak pulang ke kampung halaman di Lampung.

Kapolsek Curug Kompol Agung Nugroho mengatakan peristiwa itu terjadi pada Minggu (22/5/2022) lalu sekitar pukul 18.00 WIB di bawah kolong Jembatan Bitung, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang.

Pelaku sekaligus suami korban yang merupakan seorang buruh bangunan, Deni Kristanto (36), nekat menyerang sang istri dengan menggunakan sebilah pisau dapur.

"Pelaku bekerja sebagai tukang bangunan di Dusun Tambakrejo Lampung. Sementara istrinya tinggal di Dusun Talang Mangga, Waykanan, Lampung," ujar Agung saat dikonfirmasi, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Saat Napi Teroris Menguasai Rutan Mako Brimob, Rebut Senjata dan Tewaskan 5 Polisi (1)

Agung menuturkan, pada Sabtu (21/5/2022), pelaku menghubungi korban via telepon selular, tetapi tidak dijawab.

Kemudian, pelaku mendapat informasi bahwa korban akan menyusul ke tempat pelaku bekerja di Tambakrejo.

"Tapi ditunggu-tunggu korban tidak kunjung datang dan pelaku mendapatkan informasi jika korban pergi ke daerah Tangerang," jelas Agung.

Pelaku pun menyusul korban ke Tangerang untuk mengajaknya kembali pulang. Namun, korban menolak ajakan tersebut.

"Karena permintaan pelaku ditolak, kemudian pelaku memiliki niat ingin melukai korban dengan cara menusuk korban dengan menggunakan pisau dapur jika korban tetap tidak mau diajak pulang ke Lampung," ungkap Agung.

Baca juga: Video Viral Pengemudi Pajero Marahi dan Tampar Sopir Yaris, Polisi Terjun ke Lokasi Kejadian

Pelaku membeli pisau dapur tersebut di sekitar Pasar Balaraja, Kabupaten Tangerang, sambil berpura-pura membeli rokok agar korban tidak curiga.

Lalu, pelaku dan korban pergi bersama naik angkot ke Jalan Raya Gatot Subroto ke arah Bitung, Curug.

"Namun setelah turun dari angkot, terjadi keributan, cekcok antara pelaku dengan korban. Sehingga rambut korban dijambak dan mukanya dibenturkan ke jalan," lanjut Agung.

"Selanjutnya pelaku menusuk kuping dan perut korban. Akibat perbuatan tersebut, korban mendapat luka sobek di bagian pelipis kanan dan kiri akibat dibenturkan ke jalan aspal. Luka pada kuping kanan dan kiri akibat terkena tusukan pisau. Kemudian luka di bagian perut terdapat dua luka gores pisau dan satu luka tusuk," imbuhnya.

Setelah kejadian, korban dibantu warga sekitar dan anggota serse Polsek yang sedang berpatroli dibawa ke Rumah Sakit Hermina Bitung guna perobatan dan perawatan.

Baca juga: Sopir Yaris dan Pengemudi Pajero yang Menamparnya di Tol Sepakat Berdamai

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Curug Iptu Nurbianto mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari masyarakat mengenai kejadian saat timnya sedang melaksanakan patroli wilayah.

Dengan segera timnya melakukan penyelidikan di lokasi kejadian dan berhasil mengamankan pelaku ketika akan melarikan diri naik kendaraan umum.

"Setelah mengamankan pelaku, selanjutnya tim reskrim juga berhasil mengamankan barang bukti berupa sebilah pisau tanpa gagang dan pisau tersebut yang digunakan pelaku menganiaya korban," kata Nurbianto.

Akibat perbuatannya, polisi mengamankan pelaku berikut barang bukti ke Mapolsek Curug guna proses hukum selanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com