JAKARTA, KOMPAS.com - Peperangan melawan penyakit hepatitis akut misterius masih terus dilakukan, meskipun hingga kini belum ada satu pun masyarakat Indonesia yang terkonfirmasi terjangkit.
Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat mencatat, terdapat delapan kasus suspek hepatitis akut misterius di Jakarta Barat hingga Senin (30/5/2022).
"Per kemarin, kami masih ada delapan kasus yang terduga (hepatitis akut misterius). Kalau di DKI Jakarta itu ada 45 kasus per kemarin," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Sudinkes Jakarta Barat Arum Ambarsari saat ditemui di RPTRA Kembangan, Selasa (31/5/2022).
Baca juga: 8 Kasus Suspek Hepatitis Akut Misterius Terdeteksi di Jakarta Barat, 1 di Antaranya Meninggal Dunia
Arum menyebutkan, pasien-pasien tersebut belum terkonfirmasi terjangkit penyakit hepatitis akut. Hingga kini, pihaknya masih menanti hasil laboratorium.
"Tapi hasil laboratorium untuk memastikan apakah dia hepatitis akut atau bukan, itu belum keluar," imbuh Arum.
Ia meneyebutkan, delapan pasien tersebut terdiri dari anak-anak dan remaja di bawah usia 16 tahun.
"Untuk hepatitis akut saat ini kami masih mengumpulkan data-data dari rumah sakit untuk anak usia 0-16 tahun yang pemeriksaan fungsi livernya tinggi," kata Arum.
Baca juga: 8 Pasien Suspek Hepatitis Akut di Jakarta Barat Alami Demam dan Masalah Pencernaan
Satu di antara delapan pasien tersebut telah meninggal dunia. Pasien wafat itu merupakan salah satu pasien yang terdeteksi pada pertengahan April lalu.
Sementara itu, Arum mengatakan, tiga pasien di antaranya telah dinyatakan sembuh dan pulang ke kediaman masing-masing, sedangkan empat orang lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Arum menceritakan, pasien-pasien suspek hepatitis akut mengalami gejala serupa, yakni demam dan masalah pencernaan.
"Gejala pasien suspek hepatitis akut tersebut bervariasi, rata-rata ada demam dan gejala pencernaan," kata Arum.
Tiga pasien yang telah sembuh juga menunjukkan gejala serupa saat menjalani perawatan di RSUD Tarakan, RS Atmajaya, dan RS Graha Kedoya.
Baca juga: 3 Suspek Hepatitis Akut Misterius di Jakarta Barat Sudah Sembuh
Ia menyebutkan, dua pasien di antaranya sempat mengalami gejala mual dan masalah pencernaan.
"Dua pasien dirawat pada 4 Mei 2022 dan dinyatakan sembuh empat hari kemudian. Pasien pun diperkenankan pulang ke rumah," kata Arum.
Kemudian, seorang pasien lainnya sempat menunjukkan gejala demam berdarah.
"Satu pasien suspek dirawat pada 13 Mei 2022 dan keluar 7 hari kemudian. Memang dia juga ada demam berdarahnya juga," ungkap Arum.
Baca juga: Hepatitis Akut Misterius Bisa Sembuh, Sudinkes Jakbar: Jangan Menunda Berobat
Sementara itu, pasien suspek hepatitis akut yang telah meninggal dunia menunjukkan gejala yang lebih serius.
Sebelum meninggal dunia, pasien berusia 8 tahun tersebut dilaporkan mengalami gejala mual hingga kulit menguning.
"Awalnya demam dan mual muntah, kemudian diare, lalu mulai (mata dan kulit) kuning dan turun kesadaran," jelas Arum saat dikonfirmasi, Kamis (12/5/2022).
Arum menjelaskan, penyakit misterius ini memang memiliki dua tahap gejala. Ia menjelaskan, gejala awal hepatitis akut misterius yakni mual, muntah, diare berat, dan demam ringan.
Baca juga: Halo Prof! Hepatitis Akut Misterius pada Anak, Apa yang Orangtua Harus Tahu?
Setelah mengalami gejala awal, lanjut Arum, pasien memungkinkan mengalami gejala lanjutan seperti warna mata dan kulit menguning, gangguan pembekuan darah, kejang, dan menurunnya kesadaran.
Selain itu, zat buang pasien juga akan mengeluarkan warna yang tidak biasa. Urine akan berwana pekat seperti air teh dan feses berwarna putih pucat.
Lebih jauh, Arum meyakinkan masyarakat bahwa penyakit hepatitis akut misterius ini bisa disembuhkan.
"Jadi masyarakat diminta untuk tidak terlalu panik, karena penyakit ini bisa disembuhkan walaupun penyebabnya belum diketahui," kata Arum.
Meskipun sudah ada empat pasien diduga terjangkit hepatitis akut yang meninggal dunia di Indonesia, dan salah satunya di Jakarta Barat, Arum menegaskan bahwa ada lebih banyak jumlah anak yang dinyatakan sembuh.
Baca juga: Temuan BPK, Pemprov DKI Kelebihan Bayar Gaji dan Tunjangan Pegawai Rp 4,17 Miliar
Hanya saja, Arum meminta masyarakat, khususnya orangtua, lebih peka terhadap gejala-gejala yang dialami anak saat sakit.
Sebab, menurut dia, penyakit misterius ini semakin berbahaya jika tidak segera ditangani.
"Yang penting masyarakat lebih aware atas gejala-gejala dan segera ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengenali gejala-gejala tersebut," imbaunya.
"Jangan menunda-nunda, jadi sekarang kita dorong supaya masyarakat menyadari gejala ini. Jangan sampai masyarakat terlambat untuk dibawa ke fasilitas kesehatan, karena penyakit sangat bisa sembuh," pungkas Arum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.