Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Pengaruh Buruk Senior dan Alumni Jadi Pemicu Terjadinya Tawuran Pelajar

Kompas.com - 02/06/2022, 20:37 WIB
Reza Agustian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar (Kombes) Komarudin mengungkapkan, peran buruk senior serta alumni sekolah jadi salah satu pemicu pelajar melakukan aksi tawuran.

"Tidak jarang aktivitas mereka (pelajar) itu dipengaruhi oleh alumni atau senior yang mengajak agar mereka turun ke jalan," ujar Komarudin di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Kamis (2/6/2022).

Baca juga: Bawa Sajam, Seorang Remaja yang Hendak Tawuran di Kemayoran Masih Ditahan Polisi

"Bahkan untuk mendapatkan status tertentu, mereka harus berani melakukan tindakan anarkis itu," sambung dia.

Agar dapat diakui oleh menjadi anggota suatu kelompok tertentu, kata Komarudin, para pelajar tersebut harus siap melakukan tindakan anarkis yang diperintahkan oleh senior atau alumni.

"Dia harus berani ikut tawuran, ada peran masing-masing, ada yang jadi joki, ada yang membawa senjata tajam," kata dia.

Untuk mencegah maraknya aksi tawuran remaja atau pelajar, polisi telah mempersiapkan strategi untuk meminimalisir tindak kejahatan itu.

"Tentunya upaya yang kita lakukan itu bukan hanya pada penegakan hukum, tetapi juga edukasi yang jauh lebih besar efeknya," kata Komarudin.

Baca juga: Polisi Pulangkan 8 Remaja yang Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Kemayoran

Ia menambahkan, edukasi mengenai bahayanya aksi tawuran menjadi suatu hal yang penting dilakukan sembari melakukan pengawasan di lapangan.

Komarudin mengungkapkan, jajarannya telah menganalisa terjadinya perubahan pola tawuran pada pelajar mulai dari pergeseran waktu dan tempat di Jakarta Pusat.

"Kita juga membentuk atau membuat peta-peta baru, memang ada pergeseran tempat dan pergeseran waktu, kita lakukan analisa dan evaluasi saat ini," ucap dia.

Selain itu, Komarudin meminta masyarakat turut serta dalam upaya pencegahan tawuran remaja di Jakarta Pusat.

"Kami mengimbau kepada masyarakat Jakarta Pusat awasi mereka (remaja), kalau ada indikasi atau aktivitas mengarah ke sana (tawuran) segera laporkan kami," ujar dia.

Baca juga: Masyarakat Diminta Berperan Aktif Cegah Tawuran Antar-remaja di Jakarta Pusat

Menurut Komarudin, masyarakat dapat melaporkan kepada petugas polisi jika ada remaja terindikasi tawuran berupa bukti video atau foto.

Dia menambahkan, langkah tersebut merupakan salah satu upaya dalam mempersempit tindakan tawuran di lingkungan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com