Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Raya Jakarta, Jatuh Bangun Gagasan Ingatan Masa Kecil Ali Sadikin

Kompas.com - 07/06/2022, 06:30 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah dua tahun vakum, Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) kembali digelar pada 9 Juni 2022. Pandemi Covid-19 membuat seluruh aktivitas yang mengundang massa ditiadakan untuk mencegah penularan virus, termasuk PRJ.

Pestanya masyarakat Jakarta ini selalu diadakan bertepatan dengan penyambutan Hari Ulang Tahun Jakarta yang jatuh pada 22 Juni setiap tahunnya. Sejumlah kegiatan akan berlangsung di PRJ, mulai dari pameran seni, aneka kuliner, wahana pasar malam, bazar pakaian dan barang-barang, karnaval, hingga festival musik yang ditunggu-tunggu masyarakat.

Baca juga: Setelah Absen 2 Tahun, Pekan Raya Jakarta Kembali Digelar Mulai 9 Juni

Namun, di balik gemerlapnya pekan raya ini, ada perjuangan jatuh bangun Gubernur ke-7 DKI Jakarta Ali Sadikin atau yang akrab disebut Bang Ali. Gagasan itu bermula dari ingatan masa kecil Ali Sadikin dari kisah pamannya soal "Pasar Gambir" di Jakarta (yang saat itu masih disebut Batavia), lalu "Jaarbeurs" di Bandung, dan "Jaarmarkt" di Surabaya.

Ilustrasi ondel-ondel. Ikon budaya Betawi ini kerap muncul pada perhelatan seperti Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta.DOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi ondel-ondel. Ikon budaya Betawi ini kerap muncul pada perhelatan seperti Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta.

Sayangnya, keinginan Ali Sadikin kecil untuk menyaksikan itu pupus karena pecahnya Perang Dunia II. Keramaian yang menyenangkan itu bak dongeng bagi dirinya. Ia hanya membaca kemeriahan itu dari koran Bandung "Java Bode" saat itu. Tak hanya itu, Ali Sadikin pun juga menaruh perhatian pada Hamburg Fair dan Leipzig Fair.

"Di mana-mana ada fair-fair-an yang sifatnya hanya untuk promosi, pemasaran produksi. Kenangan itulah yang membuka pikiran saya untuk mengadakan Jakarta Fair," tutur Ali Sadikin dalam buku biografi berjudul Bang Ali yang ditulis oleh Ramadhan K. H (1992).

Pada mulanya, Ali berujar sebutan gagasan itu memang Jakarta Fair. Namun, Bang Ali ingin mengurangi sebutan asing dalam ibu kota, sehingga ia ganti menjadi Pekan Raya Jakarta.

Baca juga: Jakarta Fair Kemayoran 2022 Dimulai 9 Juni, Berikut Harga Tiket Masuknya

Respons Melempem dari Pemerintah Pusat

Ali Sadikin pun mulai menyampaikan gagasannya itu kepada pemerintah pusat. Namun, ada rasa kecewa yang menyelimuti benak Ali Sadikin saat itu. "Sambutannya melempem terasanya oleh saya," ujar Ali Sadikin.

Ali saat itu merasa pemerintah pusat tidak menyambut usulannya dengan bersemangat dan tidak bergairah. Meski demikian, Ali tetap meneruskan gagasannya itu. Ia sangat meyakini bahwa wadah pameran dan promosi tesebut semakin dibutuhkan saat itu.

Wakil Presiden Hamengku Buwono hadir dalam acara pembukaan Jakarta Fair II didampingi Ali Sadikin dan istrinya.K. H, Ramadhan (1992), Bang Ali Demi Jakarta 1966-1977, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. (Halaman 194) Wakil Presiden Hamengku Buwono hadir dalam acara pembukaan Jakarta Fair II didampingi Ali Sadikin dan istrinya.

Tak sekedar ajang promosi dan pameran, Ali menargetkan pekan raya itu sekaligus sebagai usaha pemerintah daerah untuk menambah dan mencukupi hiburan yang terjangkau bagi masyarakat ibu kota.

Seiring berjalannya waktu, Ali terus meriset perhelatan serupa yang pernah dibuat di dalam negeri. Ia masih melihat bahwa acara semacam pameran publik masih yang ada di Indonesia bersifat semi permanen. Pekan raya yang diadakan di dalam negeri, maupun partisipasi Indonesia di luar negeri dinilai belum terorganisasi dengan baik.

Tak Pupus Meski PRJ Sempat Gagal

Berbekal Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 1961, Ali Sadikin pun mulai mengatur penyelenggaraan PRJ dan menugaskan gagasan tersebut lewat Lembaga Pameran dan Perkan Raya Indonesia (LEPPRI). Lembaga tersebut langsung berada di bawah Wakil Perdana Menteri III. Sayangnya, LEPPRI dibubarkan sehingga gagasan untuk membentuk suatu wadah Pekan Raya di Jakarta tidak terlaksana.

Baca juga: Rute dan Transportasi Menuju Jakarta Fair 2022 di JIExpo Kemayoran

Dalam tulisan Ramadhan K. H. itu juga diebutkan pada 24 Juli 1967, Ali memanggil seluruh unsur pimpinan perusahaan swasta nasional, koperasi, serta perusahaan negara ke Taman Suropati No. 7. Pertemuan itu berhasil membetuk panitia Kamar Dagang dan Industri. Akhir Oktober 1967 Kadin Jaya terbentuk dengan pimpinan Sjamsuddin Mangan. Organisasi pengusaha itu pun mulai aktif awal 1968. Dari situlah gagasan penyelenggaran PRJ dilimpahkan kepada Kadin.

Dalam prosesnya, Ali Sadikin banyak dibantu oleh Sjamsuddin. Saat itu, sebuah padang rumput tak terawat di sudut tanah lapangan Merdeka disulap menjadi arena pekan raya berskala nasional. Sayangnya, dua bulan sebelum PRJ berlangsung, Sjamsuddin Mangan tutup usia pada 13 April 1968. Nama sosok berjasa itu kemudian diabadikan sebagai sebuah plaza di PRJ.

Tugas Sjamsuddin Mangan kemudian digantikan Usman Ismail. Pertama kalinya, PRJ berhasil digelar dan diikuti 160 peserta. "Sambutan positif yang diberikan baik oleh para peserta maupun pengunjungnya telah mendorong saya untuk mengambil langkah penyempurnaah, perbaikan, pada penyelenggaraan tahun-tahun berikutnya," tutur Ali.

Sejak saat itu, Ali pun mengukuhkan kelembagaannya dengan Peraturan Daerah sebulan setelah PRJ pertama digelar. Ali pun membentuk Yayasan Penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta sebagai badan penyelenggaraannya pada akhir 1968. "Karena dengan panitia saja, tidak mungkin kami dapat mengelola dengan baik pekan raya yang cukup besar itu," tutur Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com