Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ceritanya Pernah Viral dan Raih Penghargaan Adiwiyata 2014, Kini Kondisi SMAN 4 Tangsel Miris karena Banjir

Kompas.com - 08/06/2022, 08:23 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Tangerang Selatan menjadi topik perbincangan yang hangat belakangan ini.

Sekolah yang berdiri sejak 1994 itu ternyata pernah meraih Penghargaan Adiwiyata 2014 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Selain itu, cerita tentang SMAN 4 Tangsel juga pernah viral pada 2019 karena satpamnya merapikan motor yang ada di parkiran sekolah sesuai warna dan merek.

Akan tetapi, hingga Selasa (7/6/2022), sekolah tersebut masih saja tergenang banjir yang terjadi pada Kamis (2/6/2022).

Ketinggian air pada hari keenam mencapai 30 cm hingga pukul 17.00 WIB. Posisi air tertinggi tepatnya berada di depan Perpustakaan SMAN 4 Tangsel.

Baca juga: SMAN 4 Tangsel Terendam Banjir Hampir Sepekan, Ketinggian Air Kini 30 Sentimeter

Raih Adiwiyata dan cerita viral karena satpamnya

Slamet Gunaedi Petugas Keamanan SMAN 4 Kota Tangerangdok.Honda Slamet Gunaedi Petugas Keamanan SMAN 4 Kota Tangerang

Ternyata sekolah yang berada di Jalan WR Supratman, Cempaka Putih, Ciputat Timur, Kota Tangsel, Banten, itu pernah meraih Penghargaan Adiwiyata 2014 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sebagai informasi, Penghargaan Adiwiyata adalah suatu penghargaan yang diberikan bagi sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah (PBLHS).

"(Tahun) 2014 itu kita aman dan nyaman. (Tahun) 2014 itu kami menerima piagam Adiwiyata. Artinya, kita enggak ada masalah kan," ujar Wakil Kepala Sekolah Ibni, Selasa.

Baca juga: Tentang SMAN 4 Tangsel, Pernah Raih Penghargaan Adiwiyata 2014 dan Viral karena Satpamnya

Selain itu, SMAN 4 Tangsel juga pernah viral karena petugas keamanan atau satpamnya yang merapikan motor yang ada di parkiran sesuai dengan warna.

Dalam kesempatan yang sama, Kompas.com juga bertemu dengan Slamet Gunadi, satpam yang pernah viral tahun 2019.

Saat berbincang, Slamet mengaku sudah bekerja di SMAN 4 Tangsel sejak 2000.

Slamet Gunaedi, satpam SMAN 4 Tangerang Selatan mendapat cinderamata dari PT Astra Honda Motor, Senin (4/2/2019).KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Slamet Gunaedi, satpam SMAN 4 Tangerang Selatan mendapat cinderamata dari PT Astra Honda Motor, Senin (4/2/2019).

"Ya, sekolah ini pernah viral karena parkirannya rapi. Saya merapikan motor yang ada di parkiran sesuai warna," kata Slamet.

Ia menuturkan, kebiasaan itu dilakukannya agar parkiran di sekolah tersebut menjadi lebih rapi.

Selain itu, juga dapat memudahkan pemilik kendaraan untuk mencari motornya.

Akan tetapi, prestasi tersebut seolah tenggelam oleh kondisi miris akibat banjir yang terus menggenangi area halaman sekolah.

Banjir hampir sepekan

Banjir setinggi sekitar 30 sentimeter di halaman Gedung Perpustakaan SMAN 4 Tangsel pada Selasa (7/6/2022)KOMPAS.com/ANNISA RAMADANI SIREGAR Banjir setinggi sekitar 30 sentimeter di halaman Gedung Perpustakaan SMAN 4 Tangsel pada Selasa (7/6/2022)

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Tangerang Selatan masih terendam banjir pada Selasa (7/6/2022).

Selasa ini merupakan hari keenam banjir melanda sekolah tersebut.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 4 Tangerang Selatan Ibni Afan mengatakan, banjir terjadi sejak Kamis (2/7/2022) sore.

"Per hari ini ada segini (dua jengkal) yang terdalam ya. Sekarang sudah mulai surut, sudah surut sekitar 30-40 sentimeterlah," ujar Ibni di SMAN 4 Tangsel, Selasa.

Ia menuturkan, genangan air terdalam berada di depan perpustakaan. Genangan air awalnya hanya muncul di lapangan.

Ibni menjelaskan, banjir yang terjadi di SMAN 4 Tangsel diduga disebabkan air hujan.

Baca juga: Pemkot Tangsel Turun Tangan Atasi Banjir di SMAN 4

"(Penyebab) air hujan sih. Jadi kami itu kan ada di tengah cekungan ya dan sumber air hujan kan dari atas. Itu kan posisi kami ada di bawah. Di bangunan-bangunan atas itu airnya kan masuk semua ke wilayah kami," ungkapnya.

Tepat di samping bangunan sekolah, ada Gedung Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kemudian, di sampingnya ada Danau Situ Rawa Badak.

Karena danau meluap, aliran air masuk ke dalam sekolah yang wilayahnya lebih rendah.

"Kebetulan posisi titik terendahnya di lapangan kami. Otomatis air kan nyari daerah yang rendah ya. Jadi air itu masuk ke (sekolah) kami dan ditambah tumpahan air hujan yang ada di wilayah kami, itu enggak bisa kebuang ke Rawa Badak," pungkasnya.

Pemkot Tangsel turun tangan atasi banjir

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) meninjau SMA Negeri 4 Tangsel yang masih terendam banjir hingga Selasa (7/6/2022).

Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi Kota Tangsel bersama pihak sekolah melakukan peninjauan sekitar pukul 16.00 WIB.

"(Peninjauan) dalam rangka mencari solusi masalah itu," ujar Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi Kota Tangsel, Robby Cahyadi, di lokasi, Selasa.

Menurut dia, pihak sekolah sudah menginformasikan mengenai masalah banjir kepada pemkot. Robby mengatakan, pihaknya juga sudah beberapa kali melakukan pengecekan ke lokasi.

"Terkait genangan di SMAN 4 dan sekitarnya ini memang secara alami titik terendahnya di situ," jelas Robby.

Ia menuturkan, banjir di SMAN 4 disebabkan karena saluran air yang tersumbat. Selama ini, kata dia, drainase pembuangan air menuju ke Danau Situ Rawa Badak.

"Kapasitas tandonnya kan tadinya besar, sekarang berkurang karena ada timbunan sampah plus alirannya tersumbat. Aliran tersumbat ini yang kita buka dulu," kata Robby.

Normalisasi saluran air

Robby Cahyadi mengatakan, untuk penanganan sementara, Pemkot akan menormalisasi aliran air ke Danau Situ Rawa Badak.

"Sementara itu, untuk penanganan supaya ini tidak tergenang di SMA-nya penanganan sementara yang kami lakukan akan menormalisasi aliran kalinya," ujar Robby di lokasi, Selasa.

Ia menuturkan, lahan pembuangan yang menjadi sumber tersumbatnya saluran air merupakan milik pihak swasta.

Baca juga: Atasi Banjir di SMAN 4 Tangsel, Pemkot Akan Normalisasi Saluran Air

Saat ini, pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak swasta tersebut untuk melakukan penanganan lanjut.

"Tanahnya ini punya swasta. Mereka sendiri pada saat ini untuk informasi awal mereka (akan) pagar supaya tidak ada lagi penimbunan liar oleh oknum-oknum tertentu," kata Robby.

Nantinya, setelah dibangun pagar di sekeliling area pembuangan, pihak swasta berencana akan melakukan pengerukan timbunan puing sampah.

Bersama pihak swasta, Pemkot berencana menurunkan alat berat untuk membuka kembali aliran air yang tersumbat karena tertimbun puing sampah.

"Mau kita buka lagi (aliran) sampai dengan keluar crossing (pelataran jalan) ke saluran yang di seberang jalan ini. Jadi penanganan sementaranya begitu," ungkap Robby.

Sedangkan untuk penanganan permanen, kata dia, akan dilakukan oleh pihak swasta selaku pemilik lahan.

Targetnya, realisasi pembukaan kembali saluran air yang tersumbat akan dilakukan selama sepekan ke depan.

Makin susah surut

Menurut Wakil Kepala Sekolah SMAN 4 Tangsel Ibni, sekolah yang berada di Jalan WR Supratman, Ciputat Timur, itu mulai sering dilanda banjir pada 2018.

"Sejak berdiri sampai dengan tahun 2014 itu kita aman dan nyaman," ujar Ibni saat ditemui di lokasi, Selasa.

Meski sering banjir ketika hujan, banjir tidak berlangsung lama dan air cepat surut. "Begitu tahun 2020 akhir, genangan air susah surutnya," kata Ibni.

Ibni menilai, genangan air menjadi susah surut karena sedimentasi atau pengendapan pada saluran pembuangan air. Sehingga, aliran air menuju Situ Rawa Badak terhambat.

Baca juga: SMAN 4 Tangsel Kerap Banjir sejak 2018, Wakil Kepala Sekolah: Makin Susah Surut

"Semakin ke sini, 2022, semakin susah untuk surut ya karena tadi itu. Sedimentasi sudah mulai tidak bisa menyerap air, kemudian mungkin juga aliran sungai itu mulai ada hambatan, sehingga air-air itu tidak bisa berjalan," kata Ibni.

Ia mengatakan, jika banjir tidak segera ditangani, kemungkinan air tidak akan bisa surut dengan sendirinya.

"Ini kalau tidak ada upaya disedot bisa sampai 10 hari mungkin. Bisa jadi, kalau enggak ada upaya kita, kita sedot atau bagaimana, secara manual," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com