Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pukulan Sapu Lidi Seorang Calon Dokter Gigi yang Berbalas Timah Panas dari Pencuri Motor

Kompas.com - 12/06/2022, 14:20 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini lima tahun lalu, tepatnya pada 12 Juni 2017, seorang calon dokter gigi yakni Italia Chandra Kirana, mengalami nasib nahas.

Ia tewas setelah ditembak oleh pencuri yang hendak menggasak motornya di rumahnya di Karawaci, Kota Tangerang, Banten.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 13 Juni 2017, Kakak Italia Chandra yakni Yugo Slavia Kirana menceritakan kronologi kejadian nahas tersebut.

"Awalnya Ibu dengar ada suara berisik di pagar, dikira kucing, tetapi kok enggak ada suara 'meong'-nya," kata Yugo.

Baca juga: Seorang Perempuan di Tangerang Tewas Ditembak Pelaku Curanmor

Saat Sugiarti hendak mengecek bunyi di depan rumahnya, seketika satu dari dua pelaku langsung menodongkan senjata api tepat di depan muka Sugiarti. Pelaku itu bahkan sempat mengancam Sugiarti.

"Posisi adik saya ada di ruang tengah lagi tiduran sambil nonton. Pas ibu buka pintu, ditodong pistol, diancam, katanya kalau teriak dia bakalan nembak. Posisi ibu cuma terhalang kasa pintu sama si pelaku," tutur Yugo.

Sugiarti kemudian spontan membanting pintu kayu dari dalam dan berteriak rampok serta meminta tolong. Namun, saat itu kondisi di sekitar rumah sedang sepi dan tetangga masih belum mendengar permintaan tolong Sugiarti.

Tidak lama setelah itu, Ita keluar dari pintu samping rumah lalu memukul dua pelaku hingga keluar rumah.

Aksi Ita sempat membuat para pelaku terdesak hingga keluar dari rumah tersebut. Namun, ketika para pelaku hendak kabur menggunakan sepeda motor, Ita membawa sapu lidi dan kembali menghampiri serta memukul para pelaku.

Baca juga: Kronologi Penembakan Perempuan Korban Curanmor di Tangerang

Di saat itu juga salah seorang pelaku menembak Italia Chandra dari jarak dekat. Perempuan itu pun tewas setelah ditembak.

Sementara itu, dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 12 Juni 2017, salah satu saksi mata penembakan terhadap Italia Chandra yakni Stefanus (25), mengaku salut dengan keberanian Italia Chandra.

Meski hanya melihat sekilas, Stefanus menilai Kirana punya keberanian menghampiri dua pelaku dan menyerangnya untuk mempertahankan sepeda motor yang hampir saja dicuri.

"Cuma dia yang berani, rampoknya dipukul pakai sapu lidi, padahal itu (pelaku curanmor) sudah pada mau kabur," kata Stefanus.

Motor untuk kuliah

Adapun motor yang hendak dicuri adalah milik Italia Chandra yang biasa digunakan untuk pergi kuliah. Diketahui, Italia Chandra baru saja lulus kuliah dari fakultas kedokteran gigi.

Gadis yang akrab disapa Ita itu saat ini sebenarnya tengah menjalani kerja praktik sebagai koas dokter gigi.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 13 Juni 2017, Diandra, teman kuliah Italia Chandra, menceritakan sepeda motor yang dipertahankan Ita dari dua perampok adalah sepeda motor yang sering digunakan untuk kuliah dan bekerja.

Baca juga: Ketakutan, Rekan Penembak Italia Menyerahkan Diri

"(Sepeda) motor yang mau dicuri itu yang dipakai Talia (sapaan Ita) bolak-balik Tangerang-Jakarta pas kuliah sama kerja sebagai koas (dokter gigi muda)," kata Diandra.

Polisi tembak salah satu pelaku hingga tewas

Polisi pun segera bergerak menangkap dua orang pelaku. Mulanya, polisi menangkap Saiful, eksekutor penembakan terhadap Italia. Namun Saiful tewas ditembak polisi saat ditangkap di Lampung Selatan pada Minggu (9/7/2017) siang. 

Pengejaran terhadap Saiful berlangsung sekitar sebulan. Selama beberapa pekan terakhir, tim dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya sudah membuntutinya. Tim melakukan penangkapan saat berada di Jalan Panjang, Lampung Selatan.

Selang dua hari berikutnya, rekan penembak Italia Chandra menyerahkan diri ke polisi. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya kala itu yakni Kombes Rudi Harianto Adi Nugroho mengatakan, pelaku menyerahkan diri lantaran takut akan ditindak tegas oleh polisi jika masih melarikan diri.

"Pelaku takut lantaran statement kami di media yang akan menindak tegas pelaku jika tidak segera menyerahkan diri," ujar Rudi kepada Kompas.com, Selasa (11/7/2017).

Berdasarkan data yang dihimpun, pelaku yang menyerahkan diri adalah MAN. MAN adalah pelaku yang mengendarai motor ketika upaya perampokan itu terekam kamera CCTV.

Baca juga: Sang Ibu Sempat Ditodong Pistol Sebelum Pelaku Menembak Italia

Sementar itu, dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 11 Juli 2017, Sugiharti, Ibunda Italia Chandra pun meminta pelaku yang terlibat dalam kasus penembakan anaknya dihukum seberat-beratnya. Sugiharti menilai perbuatan pelaku sangat keji.

"Mudah-mudahan dihukum seberat-beratnya. Karena nyawa anak saya ini tidak tergantikan lagi. Saya nangis-nangis terus tiap malam," ujar Sugiharti.

Sugiharti tidak menyangka ditinggalkan anaknya secepat ini. Padahal, Italia baru saja lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.

"Anak saya itu harapan saya, tiap malam saya mikirin dia, ternyata sudah tidak ada lagi," tutur Sugiharti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com