Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JABODETABEK] Penyerangan Aktor Iko Uwais, Sekolah Khilafatul Muslimin, dan Penyerangan Preman di Jatinegara

Kompas.com - 14/06/2022, 06:47 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita populer Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang (Jabodetabek) dimulai dari dugaan pemukulan yang dilakukan aktor Iko Uwais terhadap seseorang di kawasan Bekasi, Jawa Barat.

Kabid Humas Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan dugaan kasus pemukulan itu bermula ketika Iko Uwais menggunakan jasa desain interior milik korban berinisial R.

Selanjutnya, perburuan organisasi masyarakat (ormas) Khilafatul Muslimin hingga kini masih terus dilakukan oleh kepolisian. Teranyar, kelompok itu memiliki kurang lebih 30 sekolah di sejumlah wilayah Indonesia untuk menyebarkan ideologi khilafah.

Sekelompok orang yang diduga preman mengamuk di Jatinegara. Akibat insiden itu, empat orang terluka dan satu rumah rusak.

Penyerangan terjadi di Jalan Kemuning, RT 005 RW 001, Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, pada Minggu (12/6/2022) dini hari. Berikut paparannya:

1. Penyerangan Aktor Iko Uwais terhadap Penagih Utang

Aktor laga Iko Uwais dikabarkan terlibat aksi pemukulan yang diduga dilakukan olehnya. Kejadian dugaan pemukulan itu dilaporkan di Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota.

Adapun Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menuturkan dugaan kasus pemukulan itu bermula ketika Iko Uwais menggunakan jasa desain interior milik korban berinisial R.

Setelah kesepakatan berjalan, kata Zulpan, korban menagih pelunasan biaya jasa interior rumah kepada Iko Uwais melalui pesan WhatsApp. Namun, aktor tersebut tidak merespons pesan yang dikirimkan korban.

Baca juga: Kronologi Dugaan Pemukulan oleh Iko Uwais, Berawal Cekcok Saat Ditagih Uang Pelunasan Jasa oleh Korban

Baca juga: Kata Iko Uwais Usai Dilaporkan ke Polisi atas Tuduhan Penganiayaan

 

2. Sekolah Ideologi Khilafah kelompok Khilafatul Muslimin

Polda Metro Jaya menyebut, kelompok Khilafatul Muslimin memiliki kurang lebih 30 sekolah yang tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia untuk menyebarkan ideologi khilafah yang bertentangan dengan Pancasila.

Hal itu terungkap dari hasil pemeriksaan seorang petinggi Khilafatul Muslimin berinisial AS (74) yang ditangkap di kawasan Mojokerto, Senin (13/6/2022) dini hari.

AS merupakan penanggung jawab dari puluhan sekolah yang diketahui berada di bawah naungan kelompok Khilafatul Muslimin itu.

Baca juga: Polisi Sebut Khilafatul Muslimin Punya 30 Sekolah untuk Sebarkan Ideologi Khilafah dan Gantikan Pancasila

Baca juga: Tertangkapnya Menteri Pendidikan Ormas Khilafatul Muslimin yang Menaungi 30 Sekolah Penyebar Khilafah...

 

3. Penyerangan Preman di Jatinegara

Penyerangan yang diduga dilakukan sekelompok preman bersenjata tajam terjadi di Jalan Kemuning, RT 005 RW 001, Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, pada Senin (12/6/2022) dini hari. Empat orang terluka dalam insiden tersebut.

Tak sampai di situ, Penyerangan lanjutan terjadi pada Senin (12/6/2022) dini hari. Penyerangan pada Senin terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. Warga setempat pun mendengar suara tembakan lebih dari tiga kali.

Baca juga: Misteri Penyerangan di Jatinegara, 4 Warga Diserang dengan Senjata Tajam, Terdengar Tembakan Lebih dari 3 Kali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com