Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Marak Kemiskinan, DKI Jakarta Dinilai Perlu Buat Program Keluarga Harapan Lokal

Kompas.com - 21/06/2022, 17:51 WIB
Sania Mashabi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Nasional Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) Dika Moehamad menilai DKI Jakarta memerlukan bantuan semacam Program Keluarga Harapan (PKH) lokal.

Bantuan itu dimaksudkan untuk membantu warga miskin dan masalah kekurangan gizi pada warga.

"PKH lokal di Jakarta dapat mengatasi gizi buruk, kekerasan rumah tanga dan melindungan warga miskin dari kejahatan rentenir dan pinjaman online," kata Dika melalui keterangan tertulis, Selasa (21/6/2022).

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Dinilai Tak Sepenuh Hati Atasi Kemiskinan

Berdasarkan data yang dihimpun Dika dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta pada September 2019, penduduk miskin di Ibu Kota terdapat 3,42 persen atau 362.300 orang.

Kemudian peresentase penduduk miskin September 2020 naik 1,27 persen poin atau bertambah 134.540 orang sehingga penduduk miskin di Jakarta menjadi 501.920 orang atau 4,72 persen pada Maret 2021.

Sementara pada September 2021 jumlah warga miskin berkurang menjadi 498.290 orang atau 4,67 persen.

Baca juga: Wagub DKI Tegaskan Pentingnya Basis Data Terpadu untuk Tanggulangi Kemiskinan

"Seperti diakui Wagub DKI Jakarta, kemiskinan di DKI Jakarta kembali memburuk. Inilah mengapa kehidupan menjadi semakin suram," ujarnya.

Selain itu, tambah Dika, bukan hanya kemiskinan yang meroket di DKI Jakarta, tetapi jumlah penderita gizi buruk pun juga merangkak naik mencapai 6.047 balita berdasarkan data BPS DKI Jakarta tahun 2020.

Menurut dia, deretan warga yang kekurangan gizi semakin panjang karena anggaran tak pernah diperuntukan untuk menanggulangi kekuarangan gizi.

"Sebagai bentuk kenyataan yang terjadi bantuan sosial skala nasional dan lokal tidak mencakup seluruh keluarga miskin di Jakarta," ujarnya.

"Sebagai gambaran, jumlah penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Jakarta hanya menyasar 64.000 Rumah Tangga Miskin (RTM)," ungkapnya.

Dika mengatakan, dengan tidak adanya bantuan semacam PKH memperlihatkan Pemprov DKI Jakarta lepas tangan terhadap kondisi rakyat miskin.

Terlebih lagi, ia menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah banyak melakukan pemborosan anggaran.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta yang seharusnya digunakan dan diprioritaskan untuk kesejahteraan rakyat tetapi justru dihambur-hamburkan.

"Untuk memoles citra penampilan daripada membantu mereka-mereka yang mengalami kesulitan hidup," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com