Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ibu yang Viral di Media Sosial karena Suarakan Legalisasi Ganja Medis di CFD

Kompas.com - 27/06/2022, 10:34 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Foto seorang ibu bernama Santi Warastuti viral di media sosial. Foto Santi yang tengah menyuarakan legalisasi ganja medis dibagikan oleh penyanyi Andien Aisyah lewat akun Twitternya pada Minggu (26/6/2022).

Di dalam foto viral yang dibagikan Andien, tampak Santi bersama anaknya yang mengidap penyakit cerebral palsy. Sang anak yang bernama Pika tergolek lemah di stroller. Dalam foto itu, suami Santi juga terlihat tengah mendorong stroller tersebut.

Baca juga: Ingin Ganja Dilegalkan untuk Pengobatan, 3 Ibu Gugat UU Narkotika ke MK

Pada foto tersebut, Santi memegang papan yang bertuliskan "Tolong anakku butuh ganja medis".

Dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Santi mengatakan aksinya itu bertujuan untuk memberi pesan kepada Mahkamah Konstitusi (MK) yang tengah menyidangkan perkara gugatan legalisasi ganja untuk medis.

Santi pun berkedudukan sebagai pihak yang megajukan gugatan dalam uji materi tersebut.

"Kami udah mengajukan permohonan selama 2 tahun. Sejak November 2020 kalau enggak salah kami masukkan gugatan. Udah 8 kali sidang dan sampai sekarang belum ada kejelasan untuk ganja medis itu," kata Santi dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Senin (27/6/2022).

Sedianya kondisi kesehatan anak Santi normal sejak lahir. Namun kondisi kesehatannya menurun saat menginjak taman kanak-kanak.

Santi pun disarankan temannya yang merupakan warga negara asing untuk melakukan terapi CBD oil atau minyak dari biji ganja. Namun Santi tidak berani melakukannya karena ada larangan narkotika golongan I yang di dalamnya termasuk ganja, yang diatur dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Baca juga: Akhir Perjuangan Suami yang Obati Istrinya dengan Ganja, Fidelis Bebas dari Penjara

"Saya berkeinginan juga untuk melakukan terapi ganja medis yang tidak bisa saya lakukan. Sampai saat ini kan belum legal. Jadi intinya saya memohon untuk dilegalkan ganja sebagai obat. Bukan sebagai yang lain," tutur Santi.

Santi pun selalu mencemaskan kondisi kesehatan putrinya. Setiap melihat anaknya tidur, ia selalu memperhatikan apakah dada sang anak masih naik dan turun, tanda anaknya masih bernapas.

Ia pun berupaya keras menjaga kewarasannya di saat melihat anaknya yang saat ini masih tergolek lemah dan terkadang mengalami kejang ketika kambuh.

"Dan beberapa waktu terakhir ada beberapa teman Pika yang beprulang dengan mendadak. Itu menjadi pukulan tersendiri bagi saya karena saya belum memberi yang maksimal buat Pika," tutur Santi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com