Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Kekerasan Seksual di Sekolah SPI: Kami Ketakutan Sebelum Pelaku Ditahan karena Beberapa Kali Diancam

Kompas.com - 12/07/2022, 14:12 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - J, salah satu korban kekerasan seksual di Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, Jawa Timur, mengaku sangat ketakutan saat pelaku tak kunjung ditahan.

Itu diungkapkan J saat mendatangi Kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (12/7/2022).

Adapun pelaku yakni Julianto Eka Putra, pendiri Sekolah SPI. Julianto baru ditahan pada Senin (11/7/2022), setelah melalui 19 kali persidangan yang digelar secara tertutup sejak Februari 2022.

"Ketakutan yang sangat nyata saat JE (Julianto) belum ditahan, karena kami mengalami beberapa ancaman, terhadap kami saksi dan korban, dan itu sangat memengaruhi psikologis dari teman-teman," ungkap J.

Baca juga: Saat Korban Kekerasan Seksual di Sekolah SPI Merasa Aman Usai Pelaku Ditahan, Sebelumnya Sangat Ketakutan...

Ketakutan itu, lanjut J, memengaruhi kesaksiannya dan para korban lainnya di persidangan.

"Untuk bersaksi itu sangat takut," kata J.

Sementara itu, korban lain berinisial S mengucapkan terima kasih kepada jajaran kepolisian dan kejaksaan karena telah menahan Julianto.

"Pelaku sudah ditahan kemarin. Dan itu sesuatu yang berarti dari kami. Sejak pelaku ditahan, kami merasa aman. Kami merasa adik-adik kami yang menjadi korban belum berani untuk bicara, hari ini mereka berani untuk mengungkap atau yang mereka sembunyikan," kata S.

Baca juga: Terdakwa Dugaan Kasus Kekerasan Seksual Sekolah SPI Baru Ditahan, Ini Penjelasannya

Kasus yang melibatkan Julianto bergulir sejak pertengahan 2021.

Saat itu, ada 21 alumni SMA SPI yang melapor menjadi korban kekerasan seksual Julianto saat masih duduk di bangku sekolah.

Para korban pun melaporkan kasus tersebut ke Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Jatim pada 29 Mei 2021.

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait yang mendampingi para korban mengatakan, pihaknya telah mengumpukan keterangan dari siswa serta alumni yang tersebar di seluruh Indonesia.

Baca juga: Jaksa: Terdakwa Kekerasan Seksual Sekolah SPI Kerap Intimidasi Korban agar Tak Bersaksi di Persidangan

Arist mengatakan, sekolah tersebut menyediakan pendidikan gratis untuk anak-anak dari keluarga miskin di Tanah Air.

"Peserta didik ini berasal dari berbagai daerah, dari keluarga-keluarga miskin yang seyogianya dibantu agar bisa berprestasi dan sebagainya. Tapi ternyata dieksploitasi secara ekonomi, seksual, dan sebagainya. Ada yang dari Palu, Kalimantan Barat, Kudus, Blitar, Kalimantan Timur, dan sebagainya," kata Arist, Mei 2021.

Menurut Arist, dugaan pelecehan seksual oleh Julianto dilakukan sejak 2009. Korban bukan hanya siswa yang masih sekolah, tapi juga alumni yang sudah lulus sekolah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com