Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Depok Gabung ke Jakarta: Pernah Diinisiasi Bang Ali, berujung Sindiran Gubernur Solihin

Kompas.com - 17/07/2022, 07:00 WIB
Larissa Huda

Penulis

Pada waktu itu, Ali dan Solihin bertemu di operation room, Balai Kota, Jakarta. Dalam ruang itu, ada peta yang masih bertirai. Pada pertemuan itu, Ali pun mengajukan gagasannya.

"Mang Ihin, saya akan mendasarkan penyambutan saya pada peta ini. Karena kita orang-orang yang praktis, harus operasional," tutur Ali kepada Solihin waktu itu.

Gayung tak bersambung. Ali justru melihat wajah mengkerut Solihin saat melihat peta itu. Dalam peta itu tergambar sebagian dari Bekasi sudah masuk Jakarta. Begitu juga sebagian dari Tangerang dan Bogor.

Adapun peta yang dibuat itu sesuai dengan apa yang disodorkan pembantu-pembantu Ali. Namun, Solihin saat itu disebutkan hanya diam seraya berpikir.

Tak sampai di situ, Ali melanjutkan perkataannya bahwa ia ditugaskan oleh rakyatnya untuk memenuhi kebutuhan pengembangan Jakarta.

"Oleh karena itu, (seraya menunjuk ke arah peta) daerah ini, ini, dan ini, harus masuk wilayah Jakarta. Toh, Jawa Barat tidak bisa membangun," ujar Ali melanjutkan.

"Pembangunannya akan lebih cepat jika dilaksanakan oleh DKI Jakarta. Mari kita selesaikan ini dengan baik-baik."

Baca juga: Soal Wacana Depok Gabung Jakarta, Pengamat: Bakal Perkuat Posisi Jakarta

Berujung Sindiran Gubernur Jabar

Atas perkataan Ali itu, Solihin hanya mengerutkan dahi. Ia pun beranggapan gagasan Ali itu sebagai strategi yang kerdil.

"Saya kira Bang Ali pengatur strategi ulung yang besar. Kalau Jakarta dikembangka seperti itu, secara strategis tidak akan membawa perkembangan yang luar biasa," sindir Solihin kepada Ali.

Solihin waktu itu menyampaikan gagasan yang lebih besar lagi. Saat itu, ia justru berpandangan akan lebih baik Jakarta dan Jawa Barat disatukan sekaligus.

Dengan demikian, ibu kotanya tetap di Jakarta. Sementara, Bandung akan menjadi kotamadya. Solihin melihat potensi besar Jakarta dan Jawa Barat yang bersatu tidak akan tertandingi.

"Kalau sepotong-sepotong seperti maunya Bang Ali, no way. Jabar bisa membangun atau tidak, itu soal lain. Harus kira-kira dulu dong siapa gubernurnya," tutur Solihin lagi.

Baca juga: Pengamat Sebut Wacana Depok Gabung Jakarta Tak Realistis

Waktu itu terjadi beda pendapat. Perundingan saat itu cukup emosional. Keberanian Solihin menentang Ali pun kemudian ramai di media massa. Ada orang yang pro dan kontra.

Ali melihat Solihin sangat menaruh perhatian pada wilayahnya saat itu. Karena Jawa Barat daerah agraris, Solihin memperdalam betul masalah pertanian. Sementara Ali, memperdalam bidang industri, perdagangan, dan jasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com