Pada waktu itu, Ali dan Solihin bertemu di operation room, Balai Kota, Jakarta. Dalam ruang itu, ada peta yang masih bertirai. Pada pertemuan itu, Ali pun mengajukan gagasannya.
"Mang Ihin, saya akan mendasarkan penyambutan saya pada peta ini. Karena kita orang-orang yang praktis, harus operasional," tutur Ali kepada Solihin waktu itu.
Gayung tak bersambung. Ali justru melihat wajah mengkerut Solihin saat melihat peta itu. Dalam peta itu tergambar sebagian dari Bekasi sudah masuk Jakarta. Begitu juga sebagian dari Tangerang dan Bogor.
Adapun peta yang dibuat itu sesuai dengan apa yang disodorkan pembantu-pembantu Ali. Namun, Solihin saat itu disebutkan hanya diam seraya berpikir.
Tak sampai di situ, Ali melanjutkan perkataannya bahwa ia ditugaskan oleh rakyatnya untuk memenuhi kebutuhan pengembangan Jakarta.
"Oleh karena itu, (seraya menunjuk ke arah peta) daerah ini, ini, dan ini, harus masuk wilayah Jakarta. Toh, Jawa Barat tidak bisa membangun," ujar Ali melanjutkan.
"Pembangunannya akan lebih cepat jika dilaksanakan oleh DKI Jakarta. Mari kita selesaikan ini dengan baik-baik."
Baca juga: Soal Wacana Depok Gabung Jakarta, Pengamat: Bakal Perkuat Posisi Jakarta
Atas perkataan Ali itu, Solihin hanya mengerutkan dahi. Ia pun beranggapan gagasan Ali itu sebagai strategi yang kerdil.
"Saya kira Bang Ali pengatur strategi ulung yang besar. Kalau Jakarta dikembangka seperti itu, secara strategis tidak akan membawa perkembangan yang luar biasa," sindir Solihin kepada Ali.
Solihin waktu itu menyampaikan gagasan yang lebih besar lagi. Saat itu, ia justru berpandangan akan lebih baik Jakarta dan Jawa Barat disatukan sekaligus.
Dengan demikian, ibu kotanya tetap di Jakarta. Sementara, Bandung akan menjadi kotamadya. Solihin melihat potensi besar Jakarta dan Jawa Barat yang bersatu tidak akan tertandingi.
"Kalau sepotong-sepotong seperti maunya Bang Ali, no way. Jabar bisa membangun atau tidak, itu soal lain. Harus kira-kira dulu dong siapa gubernurnya," tutur Solihin lagi.
Baca juga: Pengamat Sebut Wacana Depok Gabung Jakarta Tak Realistis
Waktu itu terjadi beda pendapat. Perundingan saat itu cukup emosional. Keberanian Solihin menentang Ali pun kemudian ramai di media massa. Ada orang yang pro dan kontra.
Ali melihat Solihin sangat menaruh perhatian pada wilayahnya saat itu. Karena Jawa Barat daerah agraris, Solihin memperdalam betul masalah pertanian. Sementara Ali, memperdalam bidang industri, perdagangan, dan jasa.