Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Bus Transjakarta Kembali Terjadi, Wagub Sebut Rekomendasi KNKT Telah Dilaksanakan

Kompas.com - 18/07/2022, 19:07 WIB
Muhammad Naufal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan, PT Transportasi Jakarta telah melaksanakan rekomendasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengurangi tingkat kecelakaan bus Transjakarta.

Namun, kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta masih terjadi. Sejak awal hingga pertengahan Juli ini, telah terjadi tiga kasus kecelakaan yang mengakibatkan tiga korban jiwa.

Baca juga: Kecelakaan Transjakarta Kembali Renggut Korban Jiwa, Bentuk Haltenya Akan Ditinjau Ulang

"Semua rekomendasi yang diberikan KNKT dilaksanakan," ucap Riza, saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/7/2022).

Menurut Riza, Pemprov DKI telah menyusun prosedur operasi standar (SOP) terkait operasional Transjakarta berdasarkan rekomendasi dari KNKT. Ia mengatakan, penyusunan SOP itu juga dibantu oleh KNKT.

"Bahkan, tak hanya dilaksanakan, SOP itu disusun bersama dengan KNKT. Itu (rekomendasi), kami patuhi, kami penuhi, jadi semua sudah kami laksanakan," ujarnya.

Riza menuturkan, kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta di Jakarta Pusat dan menewaskan seorang perempuan pada 16 Juli 2022 menjadi perhatian Pemprov DKI.

Selain di Jakarta Pusat, kecelakaan bus Transjakarta juga terjadi di Jalan Sunter Karya, Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada 12 Juli 2022. Seorang pengendara motor tewas dalam kecelakaan itu.

Pada 10 Juli 2022, kecelakaan terjadi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang menewaskan seorang pesepeda.

Baca juga: Tanggapi Rentetan Kecelakaan Libatkan Bus Transjakarta, Wagub DKI: Sopir Sudah Dilatih agar Lebih Hati-hati

Rekomendasi KNKT

Adapun KNKT merekomendasikan adanya penambahan struktur dalam PT Transportasi Jakarta yang memiliki tugas dan fungsi mengelola manajemen risiko serta jaminan keselamatan.

"Perlu ada penambahan satu struktur lagi yaitu satu departemen yang khusus memiliki tugas dan fungsi mengelola manajemen risiko serta memberikan jaminan keselamatan," kata Pelaksana Tugas Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan, dalam konferensi pers, Rabu (22/12/2021).

Menurut Wildan, struktur tersebut saat ini sudah ada tetapi masih terlalu kecil sehingga perlu ditingkatkan, paling tidak sama dengan direktorat. Direktorat tersebut berada di bawah direktur utama dan dipimpin lagi oleh seorang direktur.

Selain itu, KNKT juga melakukan evaluasi mendalam untuk memastikan kelaikan kendaraan melalui proses procurement terhadap sistem operasional prosedur (SOP) yang digunakan PT Transportasi Jakarta.

Baca juga: Kecelakaan Maut Beruntun, DPRD Anggap 3 Rekomendasi Ini Diabaikan PT Transjakarta

Wildan mencontohkan adanya penggunaan teknologi di bus transjakarta, sehingga saat ini diperlukan standar dan prosedur yang adaptif terhadap perkembangan teknologi tersebut.

Sementara itu, rekomendasi terkait keselamatan lintasan, KNKT bersama manajemen PT Transportasi Jakarta telah melakukan pemetaan terhadap 13 lintasan bus rapid transit (BRT) transjakarta.

Dari pemetaan tersebut ditemukan bahaya dalam lintasan, untuk itu perlu dilakukan pemetaan yang lebih komprehensif dan lebih luas. "Tidak hanya 13 koridor tetapi juga menyangkut lintasan non-BRT. Pasti ada lagi," ungkap dia.

Karena itu, dalam rekomendasinya, KNKT meminta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) melakukan petunjuk pemetaan bahaya atau route hazard mapping.

Pemetaan atas bahaya dan risiko itu pada lintasan transjakarta baik BRT, non-BRT, maupun yang berada di jalan tol. "Kemudian nanti keluarannya ini nanti akan menjadi policy guideline and action," kata Wildan.

"Pertama bagi pembina, kedua bagi pembina jalan tol, ketiga bagi manajemen TransJakarta sendiri apa yang harus dilakukan, apa yang harus dikerjakan untuk mengendalikan hazard dan risk yang lebih baik," imbuh dia.

Sementara terkait performa pengemudi, KNKT merekomendasikan perlunya standar kompetensi kerja nasional (SKKNI).

Baca juga: Baru Pertengahan Juli Sudah Ada 3 Kecelakaan Transjakarta, Semua Korbannya Tewas

Mengenai kompetensi pengemudi, dia menyebutkan bahwa PT Transportasi Jakarta akan membuat akademi untuk pengemudi.

"Di mana direncanakan dibuat suatu mekanisme pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan pengemudi yang memiliki tiga ring kompetensi," kata Wildan.

"Yaitu terkait dengan knowledge, skill, serta attitude. diharapkan mulai tahun 2022 akan segera dibangun akademi untuk menciptakan para pengemudi yang profesional," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com