Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disbud DKI Buka-bukaan soal Penamaan JIS yang Tuai Polemik: "Semua adalah Kewenangan Jakpro"

Kompas.com - 19/07/2022, 14:19 WIB
Muhammad Naufal,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta mengaku tidak turut serta dalam penamaan Jakarta International Stadium (JIS).

Saat ditanya apakah pihaknya pernah turut andil dalam penamaan JIS, Kepala Disbud DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengaku pihaknya hingga saat ini tak pernah diikutsertakan dalam penamaan stadion tersebut.

"Saya belum mendapatkan mandat. Sampai sekarang tidak ada seperti itu (ikut andil penamaan JIS)," paparnya kepada awak media, Selasa (19/7/2022).

Menurut Iwan, proses penamaan JIS tak termasuk kewenangannya karena stadion yang terletak di Jakarta Utara itu dibangun oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Selain itu, proses perizinan dan pembangunan JIS merupakan tanggung jawab Jakpro.

Baca juga: Lokasi Vaksin Booster di Jabodetabek 19 -22 Juli 2022

"Karena JIS dibangun (oleh) Jakpro, jadi semua hal yang berkaitan dengan proses perizinan, pembangunan, dan lain-lain, itu kewenangan Jakpro. Penamanaan (JIS) juga bukan kewenangan Disbud," tuturnya.

Untuk diketahui, penamaan stadion berkapasitas 82.000 orang itu sempat menuaikan polemik.

Bahkan, sejarawan JJ Rizal menggalang petisi melalui situs change.org untuk mengganti nama JIS menjadi Stadion MH Thamrin. 

Sampai dengan Senin (20/6/2022) pagi, petisi itu sudah ditandatangani oleh 5.730 orang. 

Ada sejumlah alasan JJ Rizal menggalang petisi tersebut. Pertama, adalah karena penamaan stadion yang baru rampung di Tanjung Priok, Jakarta Utara, itu dianggap bermasalah. 

Penamaan JIS dianggap melanggar UU Nomor 24/2009 karena menggunakan bahasa Inggris.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Tabrakan Truk Pertamina di Cibubur | Pelaku Pencabulan Anak Berkeliaran di Kebayoran Lama

"Selain itu, nama ‘JIS’ sepertinya tidak dapat memacu semangat untuk memajukan persepakbolaan nasional karena tidak menggunakan nama tokoh sejarah yang inspiratif," tulis JJ Rizal dalam petisinya di change.org.

JJ Rizal telah mengizinkan Kompas.com untuk mengutip tulisan di petisinya itu. 

Rizal mengatakan, sejumlah pihak sempat mengusulkan mengambil nama Soeratin yang merujuk kepada nama tokoh pendiri Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Namun, ia menilai, sejarah menunjukkan ada tokoh yang lebih tepat, yaitu MH Thamrin.

"Thamrin adalah pahlawan nasional sekaligus tokoh Betawi, warga asli Jakarta. Lebih jauh lagi Thamrin pun bukan hanya pendiri bangsa yang gibol (gila bola), dalam arti doyan merumput, melainkan juga punya visi sepak bola modern Indonesia sebagai reaktor kebangsaan," kata Rizal.

Baca juga: Bangganya Model Profesional Mejeng di Citayam Fashion Week: Ini Paling Ramai Sepanjang Sejarah Aku Modeling

Visi sepak bola Thamrin, kata dia, tumbuh dari kampung-kampung. MH Thamrin melihat sepak bola pribumi bermutu tapi didiskriminasi. Thamrin selalu menggunakan posisinya di Gementeraaden (Dewan Kota) dan Volksraad (Dewan Rakyat), untuk menyuarakan isu ini.

Visi sepak bola Thamrin terbukti, kata JJ Rizal. Di negeri jajahan, profesionalisme itu tumbuh karena para pemain merumput dengan keyakinan mempertaruhkan sejarah dan kultur sepak bola sejak diterima di negerinya, yaitu sebagai counter culture kolonialisme.

"Dari sini, ia membangun sepak bola modern Indonesia sebagai reaktor kebangsaan, sehingga Jakarta jadi ibu kota sepak bola kebangsaan Indonesia. Inilah warisan (legacy) Thamrin yang berharga dan khas, tapi terlupa," kata Rizal. 

Melihat sejarah itu, Rizal pun menilai darma bakti dan warisan Thamrin begitu besar kepada sepak bola serta jadi utang budi tak ternilai. 

Oleh karenanya, mengganti nama JIS dengan MH Thamrin Stadion Internasional Jakarta adalah awal yang baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com