Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan di Karawaci Tangerang Diduga Dihipnotis Emak-emak, Motor Dibawa Kabur Pelaku

Kompas.com - 03/08/2022, 23:12 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Karyawan gerai minuman di Jalan Beringin Raya, Karawaci, Kota Tangerang, diduga menjadi korban pencurian motor dengan modus operandi dihipnotis.

Saksi mata bernama sarah mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Kamis (28/7/2022) lalu.

Awalnya, kata dia, Sarah dan Riza (pemilik motor) melayani seorang emak-emak sekitar pukul 23.30 WIB.

Mereka tidak sadar bahwa konsumen yang dilayani merupakan pelaku hipnotis.

Emak-emak tersebut memesan minuman dalam jumlah yang banyak. Saat membayar, pelaku yang tidak membawa uang tunai itu bersikeras untuk membayar secara tunai.

Baca juga: Karena Kesal, Warga di Pulogadung Bangun Tembok dan Tutup Akses Jalan Tetangganya

Padahal, korban dan temannya sudah menawarkan pelaku untuk melakukan pembayaran melalui debit.

“Iya, padahal saya sudah bilangin, bisa debit atau besoknya saja datang lagi. Tapi ibu itu maksa maunya bayar cash dan minta dianterin ke ATM,” ujar Sarah saat dikonfirmasi, Rabu (3/8/2022).

Korban Riza menawarkan untuk mengantarkan pelaku. Tapi emak-emak itu menolak dengan alasan tidak mau dibonceng oleh pria.

Akhirnya, pelaku diantar ke ATM oleh Sarah menggunakan sepeda motor Riza.

Karena tidak bisa membawa motor, Sarah akhirnya dibonceng oleh pelaku tersebut.

Baca juga: Warga Pulogadung Bangun Tembok dan Tutup Akses ke Rumah Tetangga karena Kesal Sering Dicaci maki

Sarah dan emak-emak tak dikenal itu tiba di SPBU dekat Tangerang City, sekitar Jumat (29/7/2022) dini hari. Saat itu, si emak-emak mengaku ingin menelpon suaminya.

“Terus dia telepon suaminya, abis itu dia bilang 'Gini dek, suami saya udah di toko, terus ini anak saya di modernland kok deket. Nanti kita bertiga ke toko' Saya nangkepnya oh dia mau jemput anaknya abis itu jemput saya abis itu ke toko,” kata Sarah.

Setelah mendengar penjelasan emak-emak itu, Sarah merasa seperti tidak sadar apa yang sedang dia lakukan.

“Sejujurnya saya lupa-lupa ingat di situ posisi saya masih duduk di motor atau sudah turun, saya kayak dihipnotis. Tapi akhirnya saya iyain aja, abis itu dia pergi dan saya ditinggal sejam di sana," jelas Sarah.

Baca juga: Warga Bangun Tembok dan Tutup Akses Jalan Tetangga di Pulogadung, Tiga Pilar Turun Tangan Bantu Mediasi

Selama 60 menit berlalu, Sarah terus memikirkan kenapa dia diturunkan di jalan. Dan kenapa ia masih saja menunggu emak-emak tadi.

"Sepanjang saya nunggu, saya mikir-mikir lagi kenapa saya diturunin padahal bisa bareng ke toko? Lagi pula modernland tidak jauh dari sini. Saya udah mikir, ini ditipu apa gimana? Saya juga bodohnya tidak membawa ponsel dan dompet,” lanjut dia.

Tidak tahu harus bagaimana, Sarah kemudian memberanikan diri untuk menghampiri driver ojek online (ojol) untuk meminjam ponsel dan menghubungi temannya Riza yang masih berada di outlet.

Setelah itu, korban dan temannya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Benteng.

"Ke Polsek Karawaci untuk buat laporan. Tapi ditolak karena kejadian kehilangannya di kawasan Tangerang. Jadinya melapor ke Polsek Benteng," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com