Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Keputusan Anies Ubah Nama RSUD Jadi Rumah Sehat untuk Jakarta...

Kompas.com - 04/08/2022, 06:31 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali membuat program perubahan nama.

Pada Rabu (3/8/2022), politisi non-parpol itu melakukan penjenamaan rumah sakit umum daerah (RSUD) menjadi rumah sehat untuk Jakarta.

Total ada 31 RSUD di Ibu Kota yang namanya diganti. Tak hanya diganti namanya, logo puluhan RS itu juga diubah atau diseragamkan.

Berikut sederet fakta berkait penjenamaaan RSUD di Jakarta:

Telah dibahas sejak 2019

Anies mengatakan bahwa penjenamaan itu telah dibahas sejak 2019.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai menyiapkan sejumlah langkah terkait penjemanaan RSUD menjadi rumah sehat untuk Jakarta pada 2020.

"Lalu muncul pandemi (Covid-19), sehingga ini (penjenamaan) terhenti. Baru kemudian kami aktifkan lagi setelah suasananya lebih memungkinkan," kata Anies di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu.

Baca juga: Gubernur Anies Ganti Istilah RSUD Jadi Rumah Sehat untuk Jakarta

Anies berujar, beririringan dengan penjenamaan itu, Pemprov DKI juga menambah dua peran rumah sakit di Ibu Kota, yaitu promotif dan preventif.

Kata dia, rumah sakit saat ini hanya memiliki dua peran, yaitu kuratif dan rehabilitatif.

"Nah, dengan penamaan baru ini, bagi penjenamaan ini, kami berharap masyarakat pun akan memandang rumah sehat dengan cara pandang berbeda daripada memandang RS," ujar dia.

Alasan penjenamaan RSUD

Menurut Anies, penjenamaan dilakukan untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap rumah sakit.

Masyarakat selama ini dinilai hanya datang ke rumah sakit saat tidak bugar.

Saat ini, Anies berharap masyarakat juga datang ke rumah sakit saat mereka dalam keadaan sehat.

"Jadi rumah sehat ini dirancang untuk benar-benar membuat kita berorientasi pada hidup yang sehat, bukan sekadar berorientasi untuk sembuh dari sakit," sebut dia.

Baca juga: Anies Minta Warga Kunjungi RS Selagi Sehat untuk Medical Check Up dan Konsultasi

Alasan lainnya, kata dia, terkait dengan psikologis masyarakat ketika mendengar istilah rumah sakit.

Ketika mendengar rumah sakit, hal yang diingat oleh warga adalah tentang sakitnya.

Anies lantas mencontohkan, ketika disuruh untuk tidak berlarian, seorang anak kecil justru teringat akan kata lari.

"Bahwa sekarang kami menggunakan istilah rumah sehat, (sehingga) kata kuncinya (yang diingat warga) adalah sehat," tutur Anies.

Warga diminta kunjungi RS saat bugar

Dengan penjenamaan itu, Anies lantas meminta warga Ibu Kota tidak hanya mendatangi rumah sakit saat merasa tidak bugar.

Namun, ia meminta masyarakat juga mendatangi rumah sakit saat dalam keadaan sehat.

Alasannya, kata Anies, rumah sakit di Jakarta juga menyediakan fasilitas pemeriksaan kesehatan dan lain-lainnya.

Baca juga: Anies Ungkap Alasannya Ganti Istilah RSUD Jadi Rumah Sehat untuk Jakarta

Dengan demikian, warga yang sehat juga bisa memeriksakan kesehatannya, konsultasi, dan lain-lain di rumah sakit.

"Jadi datang ke rumah sehat untuk menjadi sehat dan lebih sehat. Dari mulai melakukan medical check up, sampai persoalan gizi, konsultasi, dan lain-lain," kata Anies.

Penjenamaan sasar RSUD dulu

Penjenamaan rumah sehat untuk Jakarta saat ini masih menyasar fasilitas kesehatan milik pemerintah daerah.

"Sejauh ini, (yang) diubah jadi rumah sehat, kami lakukan di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta," ujar Anies.

Baca juga: Selain Ganti Istilah RSUD Jadi Rumah Sehat untuk Jakarta, Gubernur Anies Juga Ganti Logonya

Kemudian, ia mengaku bakal berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk menggunakan istilah rumah sehat untuk Jakarta di rumah sakit swasta di Ibu Kota.

"Nanti dengan Kementerian Kesehatan kalau itu (penggunaan istilah rumah sehat untuk Jakarta untuk rumah sakit swasta di Ibu Kota)," kata dia.

Ganti logo

Logo baru Rumah Sehat untuk Jakarta yang diumumkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (3/8/2022).(istimewa) Logo baru Rumah Sehat untuk Jakarta yang diumumkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (3/8/2022).
Selain mengubah nama, Pemprov DKI Jakarta juga mengganti 31 logo rumah sehat untuk Jakarta.

Anies berujar, logo diselaraskan karena 31 rumah sehat untuk Jakarta sebelumnya memiliki logo masing-masing.

"(Pemprov DKI) menyeragamkan seluruh simbol RS se-Jakarta karena selama ini simbolnya berbeda-beda, seakan-akan ini bukan satu kesatuan," ujar Anies.

Baca juga: Anies Ganti Istilah RSUD Jadi Rumah Sehat untuk Jakarta, Bagaimana dengan RS Swasta?

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti menuturkan bahwa bentuk logo baru 31 rumah sehat untuk Jakarta terinspirasi dari kelopak bunga melati gambir.

Widyastuti menyebutkan, bunga itu merupakan tanaman khas Ibu Kota yang bermanfaat sebagai obat.

"Logo penjenamaan rumah sehat untuk Jakarta terinspirasi dari kelopak bunga melati gambir, yang merupakan salah satu bunga khas DKI Jakarta yang tidak hanya indah, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan sebagai obat," sebut Widyastuti, Rabu.

Untuk diketahui, setiap rumah sehat untuk Jakarta sebelumnya memiliki logo masing-masing.

Sebagai contoh, RSUD Koja sebelumnya memiliki logo dengan simbol bentuk tambah (+) berwarna hijau dan kuning dengan tiga garis melengkung berwarna biru.

Kemudian, RSUD Pasar Rebo sebelumnya memiliki simbol bentuk tambah dan obor berwarna merah.

Kini, logo rumah sehat untuk Jakarta memiliki logo dengan simbol bentuk tambah berwarna putih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com