Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Disanksi, Guru yang Tegur Siswi soal Jilbab di SMPN 46 Jakarta Diberi Pembinaan

Kompas.com - 04/08/2022, 11:14 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sekolah SMPN 46 Jakarta Selatan, Endin Haerudin, memastikan pihaknya tidak memberikan sanksi kepada dua guru yang menegur seorang siswi karena tidak memakai jilbab.

Ia mengatakan, pihak sekolah telah menggelar rapat koordinasi seusai menerima laporan dari keluarga siswi berinisial R itu. 

Hasil rapat itu, kedua guru tersebut hanya diberikan pembinaan.

"Sanksi (untuk guru) enggak ya, tetapi pembinaan," kata Endin saat dihubungi, Rabu (3/8/2022).

Baca juga: Guru SMPN 46 Jakarta Bertanya ke Siswi Kenapa Tak Pakai Jilbab, Kepala Sekolah: Itu Hal Lumrah

Menurut Endin, pihak sekolah tak memberikan sanksi karena kedua guru yang memberi teguran soal jilbab itu dianggap hanya berusaha mengingatkan.

Hal itu pun dinilai wajar karena sudah menjadi salah satu fungsi guru.

"Karena belum mengarah kepada sebuah pelanggaran yang bersifat verbal maupun fisik," ujar dia.

Endin mengatakan, kedua guru tersebut menegur siswi R karena dianggap memiliki tanggung jawab moril. 

Menurut dia, seorang guru tidak hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan, melainkan juga mengajarkan soal keterampilan dan sikap.

"Sikap itu ada dua, sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual itu menanamkan nilai-nilai ketuhanan, keagamaan, sesuai dengan keyakinannya. Misalnya berdoa sebelum belajar, ditanamkan. Penanaman karakter spiritual itu menjadi amanat Undang-Undang," terang dia.

Baca juga: Ada Isu Siswi Diwajibkan Pakai Jilbab, Disdik DKI Langsung Imbau Semua Sekolah Tak Paksa Murid Berhijab

Kronologi Saat Guru Tegur Siswi R

Endin mengatakan, kejadian guru yang meminta siswi berinisial R memakai jilbab terjadi pada akhir Juni 2022 lalu.

Ia mengungkapkan, peristiwa itu terjadi saat proses pembelajaran tatap muka (PTM) di kelas.

Guru yang diketahui mengajar pelajaran PKN itu mulanya bertanya tentang agama yang dipeluk siswi R.

"Pertanyaan pertama adalah, 'apakah kamu Muslim?'. Kalau dia menjawab non Muslim tidak mungkin dilanjutkan lagi," ucap Endin.

Baca juga: Siswi SMP Negeri di Jakarta Diminta Guru Pakai Jilbab: Ditegur di Depan Kelas hingga Enggan Masuk Sekolah

Setelah mendapat jawaban bahwa R merupakan seorang Muslim, guru itu bertanya tentang alasan belum memakai jilbab.

"Kemudian memang didekati 'kamu belum pakai kerudung?'. Itu di depan kelas teman-temannya dengar gitu,"ungkap Endin.

"Masalahnya pertanyaan itu diulang oleh guru (PKN) lainnya. Mungkin itu yang membuat yang bersangkutan menjadi tidak nyaman," tambahnya.

Tertekan hingga Enggan Masuk Sekolah

Siswi berinisial R (13) sebelumnya merasa tertekan setelah ditegur beberapa kali oleh gurunya lantaran tidak memakai jilbab.

Siswi tersebut merasa disudutkan karena teguran untuk memakai jilbab itu disampaikan gurunya di depan anak-anak yang lain.

"Salah satu guru tuh ngomongnya di depan kelas gitu. Jadi mungkin adik saya merasa disudutkan," kata kakak korban yang berinisial DN (24), Selasa (2/8/2022).

R mengaku tertekan karena gurunya yang saban Senin dan Kamis mengajar kerap menegurnya. Ada dua guru yang menegur R agar memakai jilbab.

Saking tertekannya, R sempat enggan masuk sekolah dan beralasan ia sedang sakit kepada kakaknya.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Tak Disanksi, Guru yang Tegur Siswi Tak Pakai Jilbab di SMPN 46 Jaksel Diberi Pembinaan"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com