Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/08/2022, 21:17 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Anak disabilitas berinisial MAA (12) diduga menjadi korban penganiayaan. Peristiwa itu terjadi di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Ayah korban, Ari (41), mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada 28 Mei 2022.

Pihak keluarga mempertanyakan kelanjutan atas laporan kasus yang telah mereka ajukan. Pasalnya sudah lebih dari dua bulan sejak dilaporkan, belum ada tindaklanjut kasus.

Sebagai informasi, keluarga melaporkan kejadian itu ke Polres Tangerang Selatan pada 4 Juni 2022.

Baca juga: Buntut Anggota PPSU Aniaya Pacar, Pemkot Jaksel Beri Pembinaan Anti-kekerasan pada 369 Petugas

"Sudah lebih dua bulan tapi tidak ada yang ditetapkan sebagai pelaku. Sebagai orangtua, saya sangat sedih dengan apa yang menimpa anak saya," ujar Ari saat dihubungi, Kamis (11/8/2022).

Ia berharap, semoga kasus tersebut menemukan titik terang kelanjutan. Sehingga tidak terjadi kasus serupa di kemudian hari.

Ari kemudian menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. Pada hari kejadian, sekitar pukul 18.20 WIB, diasedang mengobrol dengan ketiga temannya di warung. Tiba-tiba, RW setempat menghampiri Ari dan memintanya untuk mengecek kondisi MAA.

Baca juga: Kementerian PPPA Dorong Polisi Tangkap Pelaku Kekerasan Seksual Anak di Bogor

Kemudian, Ari didampingi pamannya mendatangi lokasi di mana anaknya berada.

"Enggak tahunya sudah diikat dengan tambang sekitar diameter satu sentimeter, panjang sekitar lima meter dan di pertontonkan kepada warga dan anak-anak yang ada di situ," kata Ari.

Ari lantas bertanya siapa yang telah mengikat anaknya, namun tidak ada yang mau mengaku.

Salah satu anak menyeletuk bahwa MAA diikat karena telah membuat masalah dengan salah seorang warga. MAA disebut menabrak pintu seorang warga.

Ari kemudian bertanya lagi, apa alasan MAA menabrak pintu. Ia menduga kalau anaknya telah diledek sehingga berbuat demikian.

Baca juga: Dua Kali Jalani Layanan Trauma Healing, Kondisi Korban Kekerasan Anak di Tangsel Membaik

RT setempat lalu melepaskan tali ikatan di badan MAA dengan gunting. Ari masih terus bertanya siapa yang telah berbuat seperti itu pada anaknya, namun tidak kunjung ada jawaban.

"Dan malah saya terus dipojokkan dan mengalihkan pembicaraan saya, karena tidak ada titik terang masalah anak saya siapa yang mengikatnya," jelas dia.

Saat itu, RT mengajak untuk berdiskusi menyelesaikan masalah tersebut agar berujung damai.

Setelah situasi mencair, Ari langsung mengecek kondisi anaknya. Ia menemukan banyak luka di tangan kanan dan kiri serta dagu MAA.

Ari kemudian bertanya kepada anaknya kenapa bisa begitu. Anaknya kemudian menjelaskan apa yang telah dialaminya dengan menggunakan bahasa isyarat.

Ternyata, anaknya MAA telah diikat dan dibanting, dia mengalami luka akibat bekas ikatan yang terlalu kencang.

"Karena ini melanggar kekerasan terhadap anak di bawah umur (disabilitas tunarungu) dan unsur buli," ucap Ari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Massa Demo Pro-Kontra Pemerintah di DPR Saling Lempar Botol

Massa Demo Pro-Kontra Pemerintah di DPR Saling Lempar Botol

Megapolitan
Sekolah di Dekat KPU dan Bawaslu RI Diliburkan saat Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Sekolah di Dekat KPU dan Bawaslu RI Diliburkan saat Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Polsek Tanjung Priok Larang Kegiatan 'Sahur on The Road'

Polsek Tanjung Priok Larang Kegiatan "Sahur on The Road"

Megapolitan
Fokus ke Pilpres, Perolehan Kursi Gerindra di DPRD DKI Merosot

Fokus ke Pilpres, Perolehan Kursi Gerindra di DPRD DKI Merosot

Megapolitan
Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Megapolitan
Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Megapolitan
Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Megapolitan
Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Megapolitan
Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Megapolitan
Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Megapolitan
Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi 'Food Estate' Jakarta

Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi "Food Estate" Jakarta

Megapolitan
Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Megapolitan
Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com