Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampaikan Pidato Kebangsaan, Anies Sebut Masih Banyak Janji Kemerdekaan yang Belum Dilunasi

Kompas.com - 18/08/2022, 11:12 WIB
Tria Sutrisna,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingatkan bahwa masih banyak janji kemerdekaan yang belum bisa ditepati selama 77 Tahun Indonesia Merdeka.

Hal itu ia sampaikan saat membaca pidato kebangsaan dalam acara Jakarta Melayu Festival pada 17 Agustus 2022 di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.

"Alhamdulillah, hari ini kami merayakan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77. 77 tahun perjalanan dengan segala macam dinamikanya, dan tantangannya masih banyak," ujar Anies di hadapan para penonton.

"Peringatan bahwa 77 tahun ini ada sebagian dari janji kemerdekaan yang sudah dilunasi. Tapi masih banyak yang belum (dituntaskan)," sambungnya.

Menurut Anies, kemerdekaan bukan sekadar perjuangan memerangi atau mengusir penjajah dari Indonesia.

Baca juga: Mempertanyakan Nasib Sumur Resapan Jakarta yang Digaungkan Anies Saat Kampanye...

Dia memandang bahwa kemerdekaan yang sebenarnya adalah bisa memberikan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Berkali-kali kami sampaikan, kemerdekaan itu bukan hanya menggulung kolonialisme. Kemerdekaan itu yang lebih penting adalah, ia bisa menggelar kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Anies.

Anies menyebut, keadilan sosial yang dimaksud dalam sila kelima Pancasila harus bisa diterapkan oleh penyelenggara negara dalam menyusun kebijakan.

Dengan begitu, Anies berhadapan kebijakan yang dibuat dan dijalan oleh pemerintah bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.

"Ini pekerjaan rumah yang sekarang ada di depan kita, dan menghadirkan rasa keadilan bukan semata-mata soal menegakkan hukum, menegakkan aturan," ungkap Anies.

Baca juga: Pidato Kebangsaan Anies: 85 Persen Rumah di Jakarta Tak Perlu Bayar PBB

Sejauh ini, lanjut Anies, masih banyak kebijakan yang justru membebani rakyat. Dia mencontohkan biaya pajak bumi dan bangunan (PBB) yang diberlakukan untuk semua lapisan masyarakat.

Kebijakan tersebut dianggap berbanding terbalik dengan konsep keadilan sosial yang selama ini digaungkan, dan tetuang dalam sila kelima Pancasila.

"Tanpa kita sadari, pemerintah yang selalu mengatakan keadilan sosial di dalam upacaranya memiliki aturan tentang pajak tanah dan bangunan yang bisa diartikan sebagai: kami meningkatkan pendapatan asli daerah dengan meningkatkan PBB," tutur Anies.

"Pada saat yang sama, itu adalah kalimat sopan dari mengatakan: kami akan mengosongkan dari penduduk yang tak mampu untuk bayar pajak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com