Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapas Bulak Kapal Masih Batasi Jumlah Kunjungan Keluarga Warga Binaan

Kompas.com - 19/08/2022, 11:47 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bulak Kapal, Kota Bekasi masih membatasi jumlah kunjungan keluarga yang ingin membesuk warga binaan.

Kepala Lapas Kelas IIA Bulak Kapal Hensah menuturkan, pihaknya masih menunggu surat edaran terbaru dari Direktorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM.

"Sudah hampir satu bulan, namun memang karena dari edaran bapak Dirjen, yang berkunjung masih keluarga inti, seperti bapak, ibu, anak dan istri," ujar Hensah usai upacara Hari Jadi Kemenkumham di Lapas Bulak Kapal, Jumat (19/8/2022).

Baca juga: Terima Remisi Kemerdekaan, 25 Warga Binaan Lapas Bulak Kapal Bebas

Selain dari keluarga inti warga binaan, ia menyebut masih ada persyaratan tambahan yang harus dipenuhi pengunjung.

"Pengujung masih terbatas dan ada syarat tambahan, pengunjung harus divaksin Covid-19 dosis booster misalnya," tuturnya.

Karena syarat tersebut, pihak Lapas Kelas IIA Bulak Kapal menghitung, hanya ada 30-40 warga binaan yang dikunjungi oleh masing-masing keluarganya setiap hari.

Baca juga: 869 Warga Binaan di Lapas Cikarang Terima Remisi Hari Kemerdekaan Indonesia

Adapun jam kunjungan juga masih terbatas, mulai dari jam 09.00-11.00 WIB untuk jam besuk pagi. Sementara untuk jam besuk sore, dimulai sejak pukul 13.00-15.00 WIB dengan waktu kunjungan 30 menit untuk setiap orang.

"Waktu kunjungan 30 menit per orang, mulai hari Senin-Kamis. Sementara akhir pekan, hanya menerima titipan barang saja," ujar Hensah.

Ia beralasan dengan terbatasnya jumlah kunjungan itu, maka diharapkan Lapas Kelas IIA Bulak Kapal dapat ikut meningkatkan pelayanan untuk warga binaan.

"Untuk itu, pelayanan-pelayanan yang lain, bisa dirasakan oleh masyarakat, baik warga binaan ataupun masyarakat keluarga narapidana juga bisa merasakan peningkatan pelayanan dari Lapas Bulak Kapal Bekasi," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com