Sementara itu, salah satu warga Tambora, Ince (65), mengatakan bahwa bangunan rumahnya sudah dipasangi terali besi sejak tahun 1986.
"Saya sejak 1986 tinggal di sini. Beberapa bulan setelah tinggal, saat itu tetangga pada mau masang teralis. Saya ya ikut pasang. Jadi bareng-bareng sama dua bangunan di sebelah," kata Ince.
Ince menceritakan, terali besi cukup untuk melindungi keluarga dan rumahnya saat kerusuhan 1998.
"Sebenarnya dipasang jauh sebelum krismon (krisis moneter) 1998. Tapi waktu kerusuhan, kami selamat, rumah selamat karena ini. Tapi saat itu, kami tambahin jaring besi di belakang teralis, soalnya kalau kaca dipecahin, pecahannya itu masuk ke dalam, nah jaring untuk menghalau pecahan," kata Ince.
Empat jenazah korban kebakaran itu telah teridentifikasi oleh tim Forensik Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Ada dua jenazah lagi yang belum teridentifikasi dan masih dalam proses pemeriksaan DNA.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramatjati Brigadir Jenderal Haryanto mengatakan, keempat korban berhasil diidentifikasi berkat rekonsiliasi data postmortem dan antemortem.
"Berhasil diidentifikasi berdasarkan data dari gigi atau odontogram dan data medis," kata Haryanto di RS Polri Kramatjati, Jumat (19/8/2022).
Keempat jenazah yang telah teridentifikasi itu masing-masing Alex Candra (21), Gholib Mawardi (27), Hamid (19), dan Edi Sunarto (40). Semuanya beralamat atau berasal dari luar Jakarta.
Haryanto menuturkan, jenazah para korban itu hangus dan hampir semua tidak dapat dikenali.
"Seluruh korban hampir tidak dapat dikenali secara visual," ungkap Haryanto.
Oleh karena itu, tim Forensik RS Polri tidak bisa mengidentifikasi jenazah lewat sidik jari karena hangus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.