"Saudara E datang menanyakan yang terjadi, bukan dijawab tapi dilakukan penembakan oleh saudara J," kata Budhi.
Baca juga: Jejak Kombes Budhi Herdi Tangani Kasus Brigadir J, Kini Dicopot sebagai Kapolres Jaksel
Aksi baku tembak terjadi. Bharada E disebut menembak Brigadir J sebanyak lima kali.
Kelima tembakan Bhadara E disebut tepat sasaran mengenai yang beberapa bagian tubuh Brigadir J.
"Tembakan (Brigadir J) tidak mengenai saudara E, hanya mengenai tembok," ucap Budhi.
Budhi menjelaskan, Brigadir J dan Bharada E menggunakan senjata berbeda dalam aksi baku tembak di rumah dinas Sambo.
Brigadir J disebut menggunakan senjata api jenis HS dengan magasin berisi 16 peluru. Sedangkan Bharada E menggunakan senjata api Glock dengan magasin berisi 17 peluru.
Penyidik Polres Jakarta Selatan menyita dua senjata yang digunakan oleh Brigadir J dan Bhrada E dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Kami menemukan di TKP bahwa barang bukti yang kami temukan tersisa dalam magasin tersebut 12 peluru, artinya ada 5 peluru yang dimuntahkan," kata Budhi.
Baca juga: Sosok Budhi Herdi Susianto, Kapolres Jaksel yang Dicopot Imbas Kasus Kematian Brigadir J
"Sedangkan saudara J itu kami menemukan dan mendapatkan fakta yang bersangkutan menggunakan senjata jenis HS 16 peluru di magasinnya, dan kami menemukan tersisa 9 peluru yang ada di magasin," imbuh dia.
Budhi juga menjelaskan terkait keberadaan kamera pengawas di dalam rumah Irjen Ferdy Sambo. Menurutnya, kamera CCTV itu rusak hingga tidak dapat merekam detik-detik baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E.
"Kami juga mendapatkan bahwa di rumah tersebut memang kebetulan (kamera) CCTV rusak," kata Budhi.
Jebolan akademi kepolisian tahun 1996 itu menyebutkan kamera CCTV rusak sejak dua minggu sebelum baku peristiwa baku tembak itu terjadi.
"Rusak sejak dua minggu lalu, sehingga tidak dapat kami dapatkan," ucap Budhi.
Baca juga: 9 Perwira Polda Metro Dimutasi ke Yanma Polri Buntut Kasus Brigadir J, Pengamat: Itu Tempat Buangan
Sementara itu, pihak keluarga Brigadir J menilai adanya kejanggalan dalam kronologi dan penjelasan yang disampaikan polisi dari hasil penyelidikan kematian Brigadir J.
Mabes Polri yang mengambil alih penyelidikan dalam kasus itu belakangan mengatakan bahwa baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E tidak pernah terjadi.