TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sopir angkutan umum atau angkot di wilayah Tangerang Selatan mengeluhkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, kewajiban menggunakan aplikasi MyPertamina untuk beli BBM malah bikin ribet.
Sebagai informasi, PT Pertamina (Persero) Tbk mulai melaksanakan uji coba pembelian BBM subsidi jenis pertalite dan solar dengan cara registrasi melalui aplikasi MyPertamina mulai 1 Juni 2022.
Seorang sopir angkot D06 rute Ciputat-Jombang, Suhendra (47), mengaku sudah mengunduh aplikasi MyPertamina untuk memperoleh BBM subsidi jenis pertalite.
Akan tetapi, terkadang ia mengalami kendala seperti aplikasi MyPertamina yang tiba-tiba error dan tidak bisa digunakan.
Sehingga Suhendra terpaksa membeli pertamax karena tidak bisa memperoleh BBM bersubsidi, pertalite.
"Sudah naik BBM, bikin ribet lagi aplikasi. Kan sopir jarang ada yang punya android, enggak ngerti android udah tua semua," ujarnya saat ditemui di Stasiun Sudimara, Tangsel, Senin (5/9/2022).
Baca juga: Soal Penggunaan Aplikasi MyPertamina, Anggota DPR Komisi VII: Bikin Rakyat Kecil Ribet dan Susah
"Sulitnya karena ada aplikasi, kalau naiknya (BBM) enggak masalah. Mudah-mudahan enggak ada aplikasi lah buat ngisi minyak. Yang masalah itu aplikasi," lanjut dia.
Senada dengan Suhendra, sopir lainnya Slamet (48) pun mengeluhkan hal yang sama.
Menurut dia, para sopir tidak akan begitu keberatan dengan kenaikan harga BBM asalkan tidak dipersulit dalam memperoleh BBM subsidi jenis Pertalite.
"Naik monggo silakan, mau naik berapa saja enggak apa-apa. Tapi kalau bisa angkutan umum jangan pakai aplikasi MyPertamina, suka error. Jadinya terpaksa ngisi Pertamax," jelas Slamet.
Terlebih, kata Slamet, angkutan umum merupakan kendaraan jenis plat kuning yang seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.