Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantor Apartemen di Pluit Diserang, Penghuni hingga Satpam Alami Luka-luka

Kompas.com - 12/09/2022, 16:55 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor pengelola Apartemen Pantai Mutiara di kawasan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, diserang sekelompok orang tidak dikenal.

Akibat peristiwa ini, penghuni hingga satpam disebut mengalami luka-luka. 

Salah satu penghuni apartemen, Yusuf Rusly (68), menyampaikan bahwa penyerangan terjadi pukul 05.30 WIB pada Senin (12/9/2022). Pada saat itu Yusuf sedang tidur, dan mendapatkan telepon dari penghuni lainnya.

"Saya lihat dari atas banyak gerombolan (orang) datang, kurang lebih di atas 50 sampai 100 orang," kata Yusuf saat ditemui.

Baca juga: Pengemudi Taksi Online Diserang Penumpang di Tambun, Korban Ungkap Ciri-Ciri Pelaku

Menurut Yusuf, sekelompok orang tak dikenal itu memasuki lantai basement apartemen, kemudian merusak kantor pengelola.

Bahkan, mereka sampai memukuli satpam dan penghuni apartemen.

"Mereka memecahkan kaca di kantor badan pengelola dan semuanya, banyak satpam dipukuli, saya dengar ada lima satpam dipukuli dan penghuni ada yang dipukul juga," ungkap Yusuf.

Wakapolres Metro Jakarta Utara AKBP Erlin Tang Jaya menjelaskan, sekelompok orang tersebut diduga diajak oleh pengelola apartemen untuk mendatangi hunian tersebut dan melakukan penyerangan.

Baca juga: Anies Sebut Tingkat Hunian Rusun DP Rp 0 Capai 95 Persen, Lebih Tinggi dari Apartemen

"Jadi tadi pagi kita dapat laporan bahwa ada sekelompok dari masyarakat yang masuk ke sini, mungkin menurut saya kelompok ini diajak oleh pengelola untuk membantu mengambil alih kantor yang ada di apartemen tersebut," kata Erlin.

Erlin berujar, kantor yang dirusak segerombolan massa awalnya disegel warga yang sempat berkonflik dengan pengelola apartemen.

Buntut dari konflik tersebut, akhirnya pengelola diduga menyewa puluhan orang yang tiba-tiba datang dan membuat kekacauan.

"Kita pastikan bahwa pengrusakan ini sebenarnya dilakukan oleh pengelola sendiri, yang mana itu adalah kantornya sendiri yang ditutup oleh warga apartemen ini," papar Erlin. 

"Mungkin ada konflik antar pengelola dengan penghuni di sini sehingga terjadi keributan," tambahnya lagi.

Sebelumnya, kata Yusuf, massa yang datang hari ini, datang dan membuka segel sampai menghancurkan pintu kantor pengelola apartemen.

"Jadi mereka ini berkelompok, jadi mereka ini bukan di pihak kita, tapi mereka itu di pihak badan pengelola," terangnya.

Dalam video amatir yang direkam salah satu penghuni, tampak kelompok itu ramai-ramai berjalan dari depan area apartemen.

Lalu, mereka memasuki bagian dalam apartemen menuju ke lantai basement, tempat keberadaan kantor pengelola.

Adapun tangan salah satu penghuni apartemen, juga dipukul saat sedang merekam video dengan ponselnya.

Kendati aparat kepolisian serta TNI menjaga area ini, segerombolan massa tetap melakukan pengerusakan.

Polisi turut memastikan saat ini kondisi di apartemen sudah kondusif, walaupun belum ada yang diamankan dari kejadian pagi tadi.

Rencananya, sore ini akan ada mediasi yang difasilitasi Polsek Metro Penjaringan antara penghuni dengan pengelola apartemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com