Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Kenaikan BBM di Patung Kuda yang Akhirnya Direspons Istana...

Kompas.com - 13/09/2022, 06:51 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

"Secepatnya (dibahas), saya juga terbebani kan karena mereka memberikan petisi itu. Kalau saya tidak teruskan, terbebani di saya," ungkap Heru.

"Besok, mungkin menteri-menteri terkait seperti Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Koordinator Perekonomian, dan Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM)," sambung dia.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal KSPSI Hermanto menyatakan, pihaknya memprotes kenaikan harga BBM karena akan berdampak terhadap harga bahan pokok dan komoditas lainnya.

"Kita tahu kenaikan BBM ini berdampak terhadap kenaikan harga bahan-bahan pokok dan komoditas lainnya, dan kita tentu sekarang sudah mengajak semua, sementara, gaji pekerja ini enggak naik, selama 2 tahun ini enggak naik upah minimum," kata Hermanto.

Oleh karena itu, ia juga mengusulkan agar formula pengupahan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan diubah serta mempertimbangkan kebutuhan hidup layak bagi pekerja.

Demo BBM sempat ricuh

Adapun demo penolakan kenaikan BBM di patung kuda Arjuna Wijaya sempat memanas. Pertama, kericuhan terjadi antara Poros Baru Batavia Memaggil (PR-BBM) dan Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) sekitar pukul 15.23.

Baca juga: Demo di Depan Kantor Gojek Bubar Setelah Polisi Mewadahi Pertemuan Massa Aksi dengan AplikatorBaca juga: Pakar Sebut Kebocoran Data Sekecil Apapun Mesti Dievaluasi dan Rakyat Berhak Tahu

Massa aksi dari dua kelompok berbeda itu pun terlibat adu mulut. Sesaat kemudian, kedua kelompok massa pun terlibat saling dorong. Tampak sejumlah massa melempari botol dan sejumlah barang lainnya ke arah mobil komando PR-BBM.

Beberapa di antaranya bahkan memukuli dan mengusir mobil komando dari depan Gedung Sapta Pesona. Massa aksi dari PR-BBM dan mobil komandonya langsung bergegas meninggalkan lokasi.

Massa aksi dari GNPR tampak mengejar massa beserta mobil komando kelompok PR-BBM yang bergerak ke arah Jalan MH Thamrin. Petugas gabungan TNI-Polri pun berusaha menenangkan massa aksi dan meminta mereka kembali berkumpul ke titik aksi.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, massa aksi dari Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang berada di Jalan Medan Merdeka Barat arah selatan merasa terganggu dengan kehadiran kelompok lain di depan Gedung Sapta Pesona.

"Kalau pantauan kami, ada miskom, karena tadi di satu ruas jalan yang lain, tepatnya di Jalan Medan Merdeka Barat, ada satu aliansi lagi yang datang dan menyampaikan pendapatnya di muka umum," kata Komarudin di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Senin (12/9/2022).

Kemudian situasi kembali memanas sekitar pukul 16.38 saat massa mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun memaksa maju ke Istana. Namun aparat gabungan TNI-Polri masih mampu menahan mereka yang mencoba menerobos barikade kawat berduri.

Massa lalu membubarkan diri sekitar pukul 18.30. Sekelompok pelajar juga terlihat membubarkan diri dan bergerak menuju Jalan Budi Kemuliaan. Mereka berpisah dengan massa unjuk rasa lainnya yang menuju Jalan Medan Merdeka Selatan atau IRTI Monas.

Kemudian terlihat sejumlah petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) bergegas membersihkan Jalan Medan Merdeka Barat dari sampah yang ditinggalkan massa. 

Selain itu, petugas kepolisian melantunkan shalawat seketika massa bubar. Shalawat mengalun melalui pengeras suara sehingga terdengar di kawasan Patung Kuda.

Melalui pengeras suara itu juga, pihak kepolisian mengapresiasi para peserta unjuk rasa dari sejumlah elemen masyarakat yang melangsungkan aksi demontrasi secara damai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com