JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah hampir dua pekan menggelar demonstrasi memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), para pedemo akhirnya ditemui pihak Istana yang diwakili oleh Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono.
Heru menemui para pedemo yang terdiri dari massa buruh dan kelompok lainnya di kawasan patung kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (12/9/2022).
Dalam pertemuan itu Heru turut naik ke mobil komando Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Andi Gani (KSPSI AGN). Heru memenumi massa KSPSI AGN didampingi Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Baca juga: Polisi Tangkap 5 Terduga Provokator saat Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Patung Kuda
Adapun sebelum menemui massa, Heru lebih dulu menerima perwakilan KSPSI AGN di Istana Kepresidenan Jakarta yang letaknya tak jauh dari kawasan patung kuda Arjuna Wijaya.
"Rekan-rekan KSPSI yang hadir pada siang hari ini, saya barusan terima Pak Sekjen berserta lima anggota, dan ada lima poin yang disampaikan," kata Heru di hadapan peserta aksi.
"Tadi kami sudah mendengarkan poin-poin itu, dan tentunya saya selaku jajaran staf Bapak Presiden akan kami tindak lanjuti," ujar dia.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, situasi unjuk rasa terbilang kondusif saat Heru dan Bey tiba. Salah satu orator bahkan meminta peserta aksi untuk menyambut kedatangan Heru dan Bey dengan positif.
Heru mengatakan, kehadirannya di lokasi aksi merupakan spontanitas karena diminta oleh perwakilan KSPSI yang lebih dahulu ia terima di Wisma Negara, Kompleks Istana Kepresidenan.
Baca juga: Diduga Provokator, 2 Orang Ditangkap saat Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Kawasan Patung Kuda
"Spontan, tadi karena mereka minta saya kan enggak enak, spontan tidak ada agenda lain, diminta ya saya hadir," kata dia.
Heru pun menegaskan, aksi unjuk rasa merupakan hal yang wajar selama berjalan dengan tertib.
"Aksi ini klo mereka memberikan aspirasinya dan tentunya tertib dan semuanya berjalan baik saya rasa memberikan sebuah pendapat ya wajar saja," ujar Heru.
Heru mengatakan, KSPSI AGN telah menyampaikan petisi kepada pemerintah pusat mengenai kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat Indonesia.
"Kami sudah terima, nanti kami bahas dengan Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kementerian Ketenagakerjaan minimal," kata Heru.
Menurut Heru, tuntutan dari massa KSPSI AGN yang disampaikan melalui dirinya terkait Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, upah minimum, tolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), serta perlindungan pekerja migran.
Baca juga: Tak Hanya Mahasiswa, Sejumlah Pelajar Juga Ikut Demo Tolak Kenaikan BBM di Patung Kuda
Heru mengungkapkan, pemerintah segera menindaklanjuti petisi berisi tuntutan yang disampaikan oleh massa KSPSI AGN.
"Secepatnya (dibahas), saya juga terbebani kan karena mereka memberikan petisi itu. Kalau saya tidak teruskan, terbebani di saya," ungkap Heru.
"Besok, mungkin menteri-menteri terkait seperti Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Koordinator Perekonomian, dan Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM)," sambung dia.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal KSPSI Hermanto menyatakan, pihaknya memprotes kenaikan harga BBM karena akan berdampak terhadap harga bahan pokok dan komoditas lainnya.
"Kita tahu kenaikan BBM ini berdampak terhadap kenaikan harga bahan-bahan pokok dan komoditas lainnya, dan kita tentu sekarang sudah mengajak semua, sementara, gaji pekerja ini enggak naik, selama 2 tahun ini enggak naik upah minimum," kata Hermanto.
Oleh karena itu, ia juga mengusulkan agar formula pengupahan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan diubah serta mempertimbangkan kebutuhan hidup layak bagi pekerja.
Adapun demo penolakan kenaikan BBM di patung kuda Arjuna Wijaya sempat memanas. Pertama, kericuhan terjadi antara Poros Baru Batavia Memaggil (PR-BBM) dan Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) sekitar pukul 15.23.
Baca juga: Demo di Depan Kantor Gojek Bubar Setelah Polisi Mewadahi Pertemuan Massa Aksi dengan AplikatorBaca juga: Pakar Sebut Kebocoran Data Sekecil Apapun Mesti Dievaluasi dan Rakyat Berhak Tahu
Massa aksi dari dua kelompok berbeda itu pun terlibat adu mulut. Sesaat kemudian, kedua kelompok massa pun terlibat saling dorong. Tampak sejumlah massa melempari botol dan sejumlah barang lainnya ke arah mobil komando PR-BBM.
Beberapa di antaranya bahkan memukuli dan mengusir mobil komando dari depan Gedung Sapta Pesona. Massa aksi dari PR-BBM dan mobil komandonya langsung bergegas meninggalkan lokasi.
Massa aksi dari GNPR tampak mengejar massa beserta mobil komando kelompok PR-BBM yang bergerak ke arah Jalan MH Thamrin. Petugas gabungan TNI-Polri pun berusaha menenangkan massa aksi dan meminta mereka kembali berkumpul ke titik aksi.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, massa aksi dari Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang berada di Jalan Medan Merdeka Barat arah selatan merasa terganggu dengan kehadiran kelompok lain di depan Gedung Sapta Pesona.
"Kalau pantauan kami, ada miskom, karena tadi di satu ruas jalan yang lain, tepatnya di Jalan Medan Merdeka Barat, ada satu aliansi lagi yang datang dan menyampaikan pendapatnya di muka umum," kata Komarudin di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Senin (12/9/2022).
Kemudian situasi kembali memanas sekitar pukul 16.38 saat massa mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun memaksa maju ke Istana. Namun aparat gabungan TNI-Polri masih mampu menahan mereka yang mencoba menerobos barikade kawat berduri.
Massa lalu membubarkan diri sekitar pukul 18.30. Sekelompok pelajar juga terlihat membubarkan diri dan bergerak menuju Jalan Budi Kemuliaan. Mereka berpisah dengan massa unjuk rasa lainnya yang menuju Jalan Medan Merdeka Selatan atau IRTI Monas.
Kemudian terlihat sejumlah petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) bergegas membersihkan Jalan Medan Merdeka Barat dari sampah yang ditinggalkan massa.
Selain itu, petugas kepolisian melantunkan shalawat seketika massa bubar. Shalawat mengalun melalui pengeras suara sehingga terdengar di kawasan Patung Kuda.
Melalui pengeras suara itu juga, pihak kepolisian mengapresiasi para peserta unjuk rasa dari sejumlah elemen masyarakat yang melangsungkan aksi demontrasi secara damai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.