JAKARTA, KOMPAS.com - Dua orang ditangkap polisi saat aksi unjuk rasa tolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Senin (12/9/2022).
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin mengatakan dua orang tersebut diduga bukan dari bagian massa yang melangsungkan aksi unjuk rasa.
"Sementara, ada dua yang sempat kami amankan. Kami lihat mereka bukan bagian dari yang sedang menyampaikan aspirasi," ujar Komarudin di kawasan Patung Kuda, Senin.
Baca juga: Peserta Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Membubarkan Diri dari Kawasan Patung Kuda
"Kami telah menyebar dan mendeteksi dari kelompok mana yang tergabung dalam satu elemen tertentu. Jadi sekiranya orang-orang itu bukan bagian dari kelompok yang menyampaikan aksi tentu kami amankan," sambung dia.
Kedua orang tersebut telah dimintai keterangan lebih lanjut mengenai kedatangannya ke lokasi unjuk rasa.
Dua orang tersebut diduga telah melakukan provokasi sehingga turut ditangkap oleh petugas kepolisian.
"Tadi sempat kami amankan, kami mintai keterangan namun masih kami dalami," ucap Komarudin.
Adapun, dalam aksi unjuk rasa hari ini, terdapat sejumlah elemen masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM seperti Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Andi Gani (KSPSI AGN), Universitas Ibnu Khaldun dan sejumlah organisasi Islam yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR).
Baca juga: Ramai Demo Kenaikan BBM, Berikut Titik Demo yang Berpotensi Timbulkan Macet
Berbagai elemen masyarakat itu kompak menolak kenaikan harga BBM.
Sebagai informasi, kenaikan harga Pertalite, Solar, dan Pertamax diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Harga baru BBM bersubsidi dan non-subsidi mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.
"Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi, dalam jumpa pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Kepresidenan, Sabtu (3/9/2022).
Baca juga: Tak Hanya Mahasiswa, Sejumlah Pelajar Juga Ikut Demo Tolak Kenaikan BBM di Patung Kuda
Saat ini harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Dikutip dari Kompas.id, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa jika harga BBM bersubsidi tidak naik, beban APBN tahun depan semakin berat.
Hal ini ia sampaikan dalam Sidang Paripurna Tanggapan Pemerintah terhadap Pemandangan Umum Fraksi atas Rancangan Undang-Undang tentang APBN 2023 Beserta Nota Keuangannya, Selasa (30/8/2022), di Jakarta.
Baca juga: Demo di Depan Kantor Gojek Bubar Setelah Polisi Mewadahi Pertemuan Massa Aksi dengan Aplikator
”Dengan pertimbangan tren harga minyak dunia, kurs rupiah, serta konsumsi pertalite dan biosolar yang melebihi kuota, jika harga BBM bersubsidi dipertahankan, jumlah subsidi dan kompensasi diperkirakan mencapai Rp 698 triliun hingga akhir tahun. Hal ini menjadi tambahan belanja RAPBN 2023,” kata Sri Mulyani.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.