Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo di Depan Kantor Gojek Bubar Setelah Polisi Mewadahi Pertemuan Massa Aksi dengan Aplikator

Kompas.com - 12/09/2022, 17:46 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa yang digelar oleh massa sopir taksi online di depan kantor Gojek kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (12/9/2022) siang, telah selesai.

Sekitar pukul 16.00 WIB, massa aksi telah menyelesaikan aksi demonstrasi dan meninggalkan area depan kantor Gojek.

Aksi demo tersebut selesai setelah polisi yang ada mewadahi pertemuan antara massa aksi dengan pihak Gojek selaku aplikator.

Pertemuan keduanya itu digelar di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang dijadwalkan pada Jumat (16/9/2022) sekitar pukul 13.00 WIB.

Baca juga: Polisi Kerahkan Kendaraan Taktis ke Lokasi Aksi Demo Sopir Gocar di Kantor Gojek

"Semua kondusif sesuai dengan prosedur. Tadi tercapai kesepakatan bahwa nanti hari Jumat antara aplikator dan driver nanti akan bertemu di Lapangan Blok S," kata Kapolsek Kebayoran Baru Kompol Donny saat dikonfirmasi, Senin.

Polisi akan melakukan pengamanan dalam pertemuan antara massa sopir taksi online dengan aplikator. Namun, Donny tak menjelaskan soal maksud dan tujuan pertemuan tersebut.

"Soal pertemuan terkait apa, nanti di sana. Kami kan tidak mau terlalu bias, biar nanti di lapangan saja. Pasti kita akan mendampingi," kata Donny.

Donny mengatakan, perwakilan dari Gojek sebelumnya telah mencoba menemui massa sopir taksi online yang menggelar demonstrasi pada Senin, ini.

Baca juga: Demonstrasi Kian Memanas, Massa Sopir Gocar Mendesak Masuk ke Kantor Gojek

Namun perwakilan Gojek yang datang tersebut ditolak massa, karena dianggap tidak bisa menandatangani surat pernyataan.

"Tadi sudah ada perwakilan yang naik ke mobil komando, tapi ditolak oleh mereka. Mereka ingin yang betul-betul yang bisa sebagai pemutus," kata Donny.

Untuk diketahui, ada beberapa tuntutan yang disuarakan oleh para driver taksi online ke pihak Gojek selaku aplikator.

Pertama, pihak Gojek selaku aplikator bisa menyesuaikan tarif kepada driver seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Kedua, aplikator juga diminta potongan komisi terhadap driver taksi online diperkecil dari yang sebelumnya disebut sebesar 20 persen.

Ketiga, Gojek juga dituntut dan diminta untuk memisahkan aplikasi lokal dengan taksi konvensional.

Keempat, pihak Gojek diminta untuk merevisi perjanjian kemitraan yang adil dan melibatkan seluruh sopir taksi online.

Kelima, Gojek diminta untuk stop membuka penerima mitra baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com