JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 1.600 personel gabungan Polri dan TNI akan disiapkan untuk pengamanan aksi unjuk rasa di kawasan Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (19/9/2022).
"Kalau (demonstrasi) terkait dengan BBM, rencananya siang di Patung Kuda. Hari ini disiagakan 1.600 personel," ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin saat dihubungi wartawan, Senin.
Menurut Komarudin, aksi unjuk rasa dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mengenai penolakan kenaikan harga BBM.
Ia menambahkan, jumlah massa aksi sekitar 200 hingga 300 orang.
"Kami belum bisa pastikan, tentatif sekitar 200 sampai 300 massa," ungkapnya.
Komarudin mengimbau, peserta aksi dapat mematuhi peraturan yang berlaku terkait aksi unjuk rasa yang diatur dalam Undang-undang (UU) Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
"Sampaikan aspirasi yang penting tidak melakukan tindakan yang melanggar norma atau peraturan yang ada," ucap Komarudin.
Baca juga: Paksa Menuju Kawasan Istana Merdeka, Mahasiswa Terlibat Saling Dorong dengan Polisi
"Silakan saja sampaikan aspirasi tanpa harus melakukan perusakan ataupun tindakan lain yang merugikan orang lain," sambung dia.
Sebagai informasi, kenaikan harga Pertalite, Solar, dan Pertamax diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Harga baru BBM bersubsidi dan non-subsidi mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.
"Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi, dalam jumpa pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Kepresidenan, Sabtu (3/9/2022).
Baca juga: Buruh Bubar, Giliran Mahasiswa Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Depan Gedung DPR
Saat ini harga pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Dikutip dari Kompas.id, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa jika harga BBM bersubsidi tidak naik, beban APBN tahun depan semakin berat.
Hal ini ia sampaikan dalam Sidang Paripurna Tanggapan Pemerintah terhadap Pemandangan Umum Fraksi atas Rancangan Undang-Undang tentang APBN 2023 Beserta Nota Keuangannya, Selasa (30/8/2022), di Jakarta.
”Dengan pertimbangan tren harga minyak dunia, kurs rupiah, serta konsumsi pertalite dan biosolar yang melebihi kuota, jika harga BBM bersubsidi dipertahankan, jumlah subsidi dan kompensasi diperkirakan mencapai Rp 698 triliun hingga akhir tahun. Hal ini menjadi tambahan belanja RAPBN 2023,” kata Sri Mulyani.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.