Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Mengaku Siap Maju Sebagai Capres Jika Diusung Partai, Pengamat: Parpol Harus Lawan Protokol Oligarki

Kompas.com - 23/09/2022, 14:47 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menyampaikan sinyal bakal siap mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan umum pada 2024.

“Saya siap mencalonkan diri sebagai presiden jika sebuah partai mengusung saya,” ujar Anies kepada kantor berita Reuters dalam sebuah interview di Singapura.

Meskipun memiliki elektabilitas yang cukup tinggi, Anies nyatanya hingga saat ini belum terikat kepada satu partai. Kondisi ini memungkinkan Anies untuk “menjalin komunikasi dengan seluruh fraksi”.

Baca juga: Anies Mengaku Siap Maju sebagai Calon Presiden pada 2024, jika…

Pada situasi ini, Analis Politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan apa yang disampaikan Anies itu menunjukkan kewenangan pencalonan sepenuhnya ada di tangan partai politik.

"Pernyataan itu membuktikan bahwa Anies pada akhirnya menyerahkan nasibnya ke tangan partai politik meskipun punya bobot elektoral papan atas," tutur Pangi dalam penjelasannya kepada Kompas.com, Jumat (23/9/20220).

Menurut Pangi, hal itu menunjukkan betapa partai politik menjadi determinan penntuan dalam rangka menjawab tantangan bangsa ke depannya yang semakin berat dan kompleks.

"Partai mestinya punya 'sense of politics' agar mampu menjawab kebutuhan 'user' rakyat untuk mengatasi problematika yang hari-hari sedang dihadapi masyarakat kian berat," ujar Pangi.

Dengan demikian, parpol harus mampu melawan protokol oligarki dan mulai membaca protokol rakyat. Dengan begitu, kata Pangi, nantinya rakyat bisa punya presiden yang sensitif membaca selera rakyat.

Baca juga: Anies Mengaku Belum Terima Tawaran untuk Jadi Capres 2024

Selain itu juga, rakyat juga bisa memiliki presiden yang nantinya ikut mengutamakan afirmasi dan agenda pro rakyat, bukan semata-mata menjalankan agenda eksklusif oligarki atau golongan kelompok tertentu saja.

Padahal, kata Pangi, parpol sangat penting di dalam menyiapkan capres-cawapres pada level kandidat, sebab partailah yang bisa meracik varian menu yang bakal disajikan untuk dipilih rakyat pada level pemilihan.

"Harapan besar kita bagaimana menu yang tersedia untuk dipilih masyarakat merepresentasikan agenda protokol rakyat, membuldozer agenda para oligarki," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com