Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Tekan Kerusakan Lingkungan, Paljaya Bangun Tangki Sesuai Standar

Kompas.com - 23/09/2022, 17:12 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pengolahan Air Limbah (Paljaya) berupaya meningkatkan sistem sanitasi atau air buangan dengan membangun tangki septik sesuai standar di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

"Agar tidak mengancam kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat," kata Direktur Utama Perumda Paljaya Aris Supriyanto dilansir dari Antara, Jumat (23/9/2022).

Selain itu, Aris menuturkan cara penyedotan lumpur tinja secara berkala perlu dilakukan agar air yang keluar dari tangki septik lebih aman dan tidak mencemari air tanah atau air permukaan.

Baca juga: Kerja Sama Swastanisasi Air PAM Jaya dengan Aetra dan Palyja Berakhir, Bagaimana Nasib Karyawannya?

Menurut Aris, air limbah jika dibuang langsung ke badan air bukan hanya merusak lingkungan namun juga mengancam kesehatan masyarakat.

Pembuangan tinja langsung ke badan air bisa menyebabkan penyakit berbasis air (waterborne disease) seperti diare, thyphus, dan kolera.

Setidaknya, kata Aris, ada dua pendekatan dalam pengelolaan air limbah. Pertama, Palyja melakukan pendekatan terpusat menggunakan system perpipaan untuk mengalirkan air limbah ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Saat ini, Paljaya dengan IPAL Setiabudi dan IPAL Krukut melayani zona 0 dengan kapasitas total sekitar 30.000 m3/hari yang saat ini melayani 2.699.205 PE. Angka ini akan terus bertambah seiring perluasan jaringan perpipaan.

Kedua, Palyja menggunakan sistem setempat di mana masing-masing rumah memiliki tangki septik yang aman dengan penyedotan lumpur tinja secara berkala minimal tiga tahun sekali.

"DKI Jakarta memiliki dua instalasi pengolahan lumpur tinja di Pulo Gebang dan Duri Kosambi yang beroperasi dengan kapasitas total 1.800 m3/hari," tuturnya.

Baca juga: Dosen FT UNJ Buat Septik Tank Komunal Kurangi Masalah BABS di Jakarta

Paljaya juga bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan berupaya mengembangkan layanan air limbah bagi masyarakat untuk memenuhi target Standar Pelayanan Minimal yang diamanatkan oleh PP No. 2 Tahun 2018.

Salah satu implementasinya yaitu pengembangan sewerage zona 1 dan 6 dalam waktu dekat.

Berdasarkan Master Plan Tahun 2012, diproyeksikan mayoritas wilayah di DKI Jakarta akan memiliki sistem jaringan perpipaan air limbah pada 2050.

Sementara itu, Aris berharap masyarakat berperan aktif menghubungi Paljaya dalam mengatasi persoalan air limbah di DKI Jakarta untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota yang sehat dengan sanitasi yang aman.

"Kami terus berinovasi dalam memberikan pelayanan yang lebih baik untuk mewujudkan Kota Jakarta yang sehat," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com