JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menunggu Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta ditunjuk untuk membahas usulan penyediaan lokasi khusus berdemontrasi di sisi barat daya Monumen Nasional (Monas).
Hal tersebut karena masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan segera berakhir pada 13 Oktober 2022.
"Sebelumnya saya pernah ngomong sama Pak Gubernur. Nah mungkin sekarang pak Anies kan tinggal satu bulan lagi, mungkin dengan Plt Gubernur selanjutnya kami akan diskusikan lebih intens," ujar Fadil kepada wartawan, Jumat (23/9/2022).
Baca juga: Kapolda Metro Jaya Usulkan Lokasi Khusus Demo ke Gubernur Anies, tetapi Terbentur Regulasi
Menurut Fadil, usulan tersebut akan dibahas bersama para pemangku kebijakan terkait dan organisasi masyarakat.
Dia pun berharap usulan yang sudah pernah disampaikan Fadil kepada Anies itu dapat terselesai pada masa mendatang.
"Nanti dengan civil society, dengan adik-adik mahasiswa, dengan teman-teman buruh, dengan ormas saya juga akan undang. Jadi, mudah-mudahan itu akan menjadi sebuah kenyataan," ungkap Anies.
Sebelumnya, Fadil Imran mengusulkan, lokasi unjuk rasa yang kerap dipusatkan di kawasan Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, dipindahkan ke sisi barat daya Monumen Nasional.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Usai, Massa Aksi 2309 Tinggalkan Kawasan Patung Kuda
Usul ini disampaikan Fadil saat bertemu perwakilan organisasi kemasyarakatan (ormas), serikat pekerja, tokoh agama, dan mahasiswa, di Polda Metro Jaya, Kamis (22/9/2022).
Menurut Fadil, kawasan barat daya Monas cukup memadai sebagai tempat bagi masyarakat dalam menyampaikan aspirasi. Ia mengatakan, daya tampung massa di area tersebut cukup besar.
"Saya lihat Monas barat daya cukup luas. Ini bisa masuk 5.000 sampai 6.000 orang," ujar Fadil dalam pertemuan, Kamis.
Fadil berpandangan, demonstrasi yang selama ini digelar di kawasan Patung Kuda justru mengganggu aktivitas masyarakat.
Baca juga: Demo di Patung Kuda, Massa Aksi 2309 Tuntut Penurunan Harga BBM dan Bahan Pokok
Pasalnya, polisi harus menutup Jalan Medan Merdeka Barat setiap ada unjuk rasa. Akibatnya, masyarakat lain tidak bisa melintas di jalan tersebut.
"Selama ini kan kita demo di Patung Kuda, saya melihat bahwa demo di Jalan Merdeka Barat itu menutup jalan. Karena ini kan dengan sendirinya akan mengganggu masyarakat yang akan bergerak," ungkap Fadil.
Polda Metro Jaya, kata Fadil, siap memfasilitasi sarana dan prasarana untuk lokasi khusus unjuk rasa di sisi barat daya Monas tersebut.
Meski begitu, Fadil menegaskan bahwa lokasi khusus tersebut baru sebatas konsep yang dia tawarkan, khususnya kepada para mahasiswa.
Baca juga: Massa Ancam Akan Terus Demo Jika Tuntutannya Tak Didengar dan Dipenuhi
"Ini sebuah konsep yang ingin saya bawakan kepada adik-adik mahasiswa. Saya akan siapkan panggung di sini. Jadi saya sudah beli sound system dengan kekuatan 30.000 volt," tutur Fadil.
Di samping itu, usulan terkait dengan pembangunan tempat khusus unjuk rasa tersebut diharapkan dapat membuat setiap penyelenggaraan demonstrasi tidak menggangu arus lalu lintas.
"Jadi arus lalu lintas ini tetap bisa lancar dari timur, dari utara, demikian juga arus lalu lintas dari selatan dan barat kalau kita melaksanakan demo di silang Monas," kata Fadil.
"Saya sudah konsepkan dengan Pangdam. Jadi terserah mau menghadap ke luar sini boleh, mau menghadap ke Monas boleh," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.