JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta Boy Bhirawa menyebutkan pembangunan halte Transjakarta Tosari-Bundaran HI, Jakarta Pusat, melanggar aturan.
Sebab, halte yang sedang direvitalisasi itu menutup pandangan ke Patung Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia (HI).
"Jadi visual objek cagar budaya itu (Patung Selamat Datang) tidak boleh ditutupi," ujar Boy kepada wartawan, Kamis (29/9/2022) petang.
Baca juga: Tim Ahli Cagar Budaya DKI Akan Panggil PT Transjakarta Soal Revitalisasi Halte Tosari-Bundaran HI
Boy mengatakan, tidak dijelaskan secara rinci dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya aturan yang mana dilanggar. Namun, revitalisasi itu salah aturan.
"Tetapi memang umumnya tidak tercantumkan secara jelas. Hanya, tidak boleh terhalangi itu ada," ujar Boy.
"Secara kalau etika terhadap cagar budaya itu bermasalah," tutur dia.
Pembangunan atau revitalisasi halte Transjakarta Tosari-Bundaran HI itu diminta disetop. Permintaan itu datang dari sejarawan JJ Rizal.
Baca juga: Pembangunan Halte Bundaran HI Diminta Disetop karena Ganggu Pandangan ke Patung Selamat Datang
"Pak Gubernur mohon stop pembangunan halte tosari-bundaran hi yg merusak pandangan ke patung selamat datang en henk ngantung fontein warisan presiden sukarno dgn gubernur henk ngantung sbg poros penanda perubahan ibukota kolonial ke ibukota nasional," kicau JJ Rizal dalam akun Twitter miliknya, @JJRizal, Kamis (29/9/2022).
JJ Rizal telah mengizinkan twitnya itu untuk dikutip media.
Dalam twit itu, JJ Rizal juga menyebut PT Transjakarta yang harusnya berefleksi mengadopsi etos kerja Sukarno.
"Sekali lg mohon pak gubernur @aniesbaswedan stop pembangunan halte @PT_Transjakarta yg arogan di kawasan cagar budaya penanda sejarah perubahan kota kolonial jadi kota nasional warisan sukarno, jgn biarkan halte2 itu jd noda di buku sejarah masa pemerintahan bpk yg kaya prestasi," lanjut JJ Rizal.
Baca juga: Ada Temuan Cagar Budaya pada Pembangunan MRT Fase 2 Stasiun Bundaran HI-Stasiun Kota
JJ Rizal berharap, PT Transjakarta menemukan desain halte yang tepat, alih-alih menutup pandangan Patung Selamat Datang.
Dikonfirmasi secara terpisah, pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan sepakat dengan usulan JJ Rizal itu.
"Kawasan di situ memang sejak awal dibangun oleh visi Sukarno," kata Azas saat dihubungi, Kamis petang.
Azas menambahkan, PT Transjakarta seharusnya tidak perlu membangun halte yang besar.
Baca juga: Pemprov DKI Targetkan Jalur MRT Fase 2A Bundaran HI-Kota Tua Selesai pada 2028
"Harusnya yang dibangun itu sistem integrasi Transjakarta dengan moda angkutan umum massal yang lain seperti KRL, MRT, dan LRT," tutur Azas.
"Halte sih yang cukup saja, yang penting penggunanya aman, nyaman, dan akses," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.