DEPOK, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Depok dituding bertindakan diskriminatif karena tidak mengizinkan siswa rohani kristen (rohkris) untuk memakai ruangan di sekolah.
Tweet mengenai tuduhan tersebut viral di Twitter. Pembina Rohkris SMAN 2 Depok, Mayesti Sitorus pun menjelaskan duduk perkaranya.
Mayesti mengatakan, kejadian itu bermula ketika dia dan sejumlah murid SMAN 2 Depok hendak melaksanakan kegiatan 'Saat Teduh' yang rutin dilakukan setiap Selasa sampai Jumat di ruang multiguna.
"Jadi waktu itu kita mau mengadakan (kegiatan) Saat Teduh pagi di sekolah, setiap hari Selasa sampai hari Jumat itu harapan saya ada punya ruangan," kata Mayesti saat dihubungi, Jumat (7/10/2022).
Baca juga: Bantah Diskriminasi Kegiatan Rohani Kristen, Ini Penjelasan Kepala SMAN 2 Depok
Ternyata, office boy sekolah mengarahkan Mayesti ke ruangan lain untuk melaksanakan kegiatan rohkris kepada siswa-siswi SMAN 2 Depok.
"Kita kan maklumlah keadaan sekolah, enggak kenapa-napa, tapi mana kita tempat?, terus OB bilang 'ibu di atas' pergilah kami ke atas langsung," sambung dia.
Disituasi demikian, Mayesti mengaku mengambil foto siswa-siswinya yang tengah menunggu office boy untuk membuka ruang kelas yang masih dikunci.
Kemudian, hasil jepretan itu dikirim Mayesti ke grup alumni rohkris.
"Yang foto ya saya. Saya kirim ke grup. Kita punya alumni siswa alumni rohkris," kata Mayesti.
Lebih jauh, Mayesti mengatakan alasan dirinya mengabadikan momen itu karena siswa yang berkegiatan rohkris tak memiliki ruangan khusus.
"Namanya hati nurani, karena (kejadian itu) sering terjadi. Tapi saya maunya prepare atau standby, itu harapan saya tetap ada (kelas saat teduh) tapi enggak ada tempatnya," kata Mayesti.
Sebelumnya beredar informasi di media sosial Twitter terkait tindakan diskriminatif terhadap siswa yang tak diizinkan memakai ruangan kegiatan rohani kristen (Rohkris) oleh pihak SMAN 2 Depok.
Informasi itu awalnya diunggah oleh akun @andreasharsono. Dalam unggahan itu, pemilik akun menyebutkan, murid-murid dari SMAN 2 Depok dilarang memakai ruang kelas buat kegiatan rohani kristen.
Dalam unggahan itu turut disertakan foto yang memperlihatkan sejumlah siswa-siswi tengah duduk di lorong sekolah dan disebut melakukan kegiatan rohani kristen di lorong itu.
Disebutkan juga dalam unggahan itu bahwa kepala sekolah akan memberikan sanksi kepada murid-murid jika memberikan keterangannya kepada media.
Baca juga: Pemkot Depok Beri Santunan Kematian ke Keluarga Korban Tembok Roboh MTsN 19 Jakarta