Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Penderitaan Rakyat akibat Banjir...

Kompas.com - 08/10/2022, 07:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com edisi 5 Oktober 2022, memberitakan bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan banjir bukan permasalahan utama di Ibu Kota.

Namun, menurut Anies, permasalahan banjir di DKI Jakarta justru menjadi perbincangan utama di media sosial.

"Misalnya banjir di medsos jadi masalah, nyatanya dari RT kita ada 30.000, yang terkena banjir sekitar 30, it's not even one percent," kata Anies di Gedung Kompas Gramedia, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2022).

Baca juga: Anies: RT di Jakarta Ada 30.000, yang Kena Banjir 30, Its Not Even One Percent

Secara statistikal mungkin Gubernur Anies benar bahwa yang terdampak banjir hanya sekitar 30 RT di antara 30.000 RT di Jakarta yang berarti “hanya” sekitar satu persen belaka.

Berarti sekitar 30.000-30=29.970 RT tidak terdampak banjir, maka tidak berhak merasa menderita.

Namun dapat dibayangkan bagaimana berat beban derita yang dirasakan oleh para warga 30 RT yang terdampak banjir.

Sayang statistik terbatas berkisah kuantitas, namun tidak berkisah tentang kualitas derita para warga yang harus mengungsi akibat banjir atau derita warga yang jatuh sakit akibat terdampak banjir.

Bahkan tiga siswa meninggal dunia akibat tertimpa tembok sekolah yang roboh akibat banjir melanda ibu kota.

Statistik juga tidak berkisah tentang penderitaan para pengguna jalan yang terlambat masuk kerja mau pun pulang ke rumah masing-masing akibat lalu lintas macet total di segenap jalan protokol ibu kota yang terjadi akibat petaka banjir.

Mungkin bagi para warga ibu kota yang tidak merasakan derita akibat banjir memang merasa banjir bukan permasalahan utama ibu kota.

Tetapi bagi warga ibu kota yang secara langsung merasakan penderitaan akibat banjir jelas meyakini bahwa banjir merupakan permasalahan utama ibu kota.

Memang masalah menderita atau tidak menderita bukan konsepsual, tetapi kontekstual. Maka penderitaan secara kontekstual memang tidak mengutamakan permasalahan yang tidak dihadapi, namun mengutamakan permasalahan yang dihadapi.

Semisal, rakyat tergusur jelas mengutamakan permasalahan penggusuran sebagai prioritas yang wajib ditanggulangi oleh pemerintah. Namun mereka yang tidak tergusur malah mendukung penggusuran.

Rakyat yang tidak mampu membayar biaya kesehatan mengutamakan BPJS sebagai permasalahan utama yang harus diselenggarakan oleh pemerintah.

Namun BPJS tidak penting bagi rakyat yang mampu membayar biaya pelayanan kesehatan yang paling mahal pun.

Demikian pula permasalahan utama yang dihadapi oleh rakyat yang tidak mampu membayar biaya sekolah bagi anak-anak mereka memprioritaskan biaya pendidikan sebagai masalah utama yang wajib dihapus oleh pemerintah.

Sementara rakyat yang mampu membayar biaya sekolah malah memilih sekolah yang paling mahal tarifnya demi mendongkrak citra status sosial.

Namun pada saat bencana banjir terjadi adalah wajar bahwa pihak yang tidak terdampak tak peduli. Namun yang terdampak langsung mengutamakan banjir sebagai prioritas yang merupakan tanggung jawab pemerintah maka hukumnya wajib harus ditanggulangi oleh pemerintah.

Insya Allah, pemerintah peka terhadap penderitaan rakyat tanpa perlu menyimak statistik, namun murni menyimak kenyataan penderitaan rakyat sesuai makna luhur terkandung di dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dan Keadilan Sosial Untuk Seluruh Rakyat Indonesia. MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com